UNBK (Ujian Nasional Berbasis Komputer) untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) telah berlangsung pada 25-28 Maret 2019 yang lalu. Sedangkan UNBK SMA (Sekolah Menengah Atas) / MA (Madrasah Aliyah) 2019 akan berlangsung pada 1, 2, 4 dan 8 April 2019. Untuk SMP (Sekolah Menengah Pertama) dan MTs (Madrasah Tsanawiyah), UNBK SMP/MTs 2019 dilaksanakan pada 22-25 April 2019. Apa yang bisa dijadikan strategi sekolah pasca UNBK tersebut selesai dilaksanakan?
Semua jadwal
pelaksanaan UNBK tahun 2019 tersebut, berikut dengan UNBK susulan untuk SMA/MA
dan SMP/MTs dapat dilihat pada laman milik Kemendikbud (Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan) mengenai jadwal
pelaksanaan UNBK.
Sebagaimana
kita tahu, proses penyelenggaraan UNBK tidak lagi memakan biaya yang besar dan
waktu yang panjang. Karena tidak perlu lagi mencetak soal ke dalam lembaran
kertas yang demikian banyaknya. Demikian pula dengan pemeriksaan ujian nasional
(UN) yang dapat dilakukan secara digital.
Kedua upaya
tersebut tentu menghemat waktu dan biaya yang sangat besar. Sehingga sejak awal
persiapan UNBK, sampai dengan pengumuman hasil UNBK kepada para siswa, dapat
berlangsung beberapa minggu saja. Bukan lagi beberapa bulan, sebagaimana
tahun-tahun sebelumnya.
Tidak lama
setelah pelaksanaan UNBK 2019 berakhir, kira-kira apa yang sebaiknya dilakukan
oleh sekolah-sekolah setelah “musim” UNBK telah berakhir?
Kembali mengimplementasikan
digitalisasi pembelajaran kepada para siswa.
Mempersiapkan Guru TIK dalam
pengajaran mata pelajaran Informatika
Instalasi jaringan intranet dan
internet dengan bantuan staf administrator IT sekolah
Implementasi digitalisasi
pembelajaran kepada para siswa.
Dalam hal
ini, tidak hanya siswa saja yang harus belajar. Namun sekolah perlu mengadakan
lokakarya (workshop) dengan para guru sebagai pesertanya. Guna memahamkan
cara-cara konversi materi pelajaran ke dalam bentuk konten digitalnya.
Mempersiapkan Guru TIK dalam
pengajaran mata pelajaran Informatika.
Sebagaimana
kita tahu, guru TIK tidak lagi sekedar tenaga pendidikan (tendik) namun juga akan
terlibat aktif mengajar dalam mata pelajaran Informatika. Yakni, suatu mata
pelajaran yang disempurnakan dari mata pelajaran teknologi informasi dan
komunikasi (TIK).
Guru
komputer, tidak perlu lagi mengajar secara satu arah kepada para siswa di dalam
kelas. Namun, dapat meningkatkan perannya lagi, yakni sebagai fasilitator kelas
yang bertugas memandu jalannya kelas informatika. Di mana, para siswa dapat
berperan aktif melakukan kolaborasi dengan siswa lainnya dalam rangka mencari,
mengumpulkan, menghimpun dan mendokumentasikan pengetahuan dan keterampilan
informatika tersebut.
Dan Edubox bisa sangat membantu hal ini. Karena edubox adalah perangkat pintar (smart device) yang memiliki peladen (server) dan menyediakan koneksi jaringan komputer untuk bisa terhubung dengan perangkat-perangkat lain seperti komputer desktop, laptop, tablet hingga smartphone.
Era digital saat ini memang memudahkan kegiatan kita saat ini, termasuk di dunia pendidikan. Ujian sekolah yang sebelumnya berbasis kertas membuat sekolah menghabiskan dana jutaan untuk mencetak soal. Dari sisi guru, pembuatan dan koreksi soal yang manual juga cukup menyita waktu. Waktu pra-ujian, ujian, dan pasca ujian hingga pencetakan rapor, menjadi momen super sibuk bagi para guru. Dapat dibayangkan jika ujian dibuat online atau CBT (Computerized Based Test), berapa banyak uang dan waktu yang bisa dihemat. Server UNBK adalah server untuk pelaksanaan CBT pada Ujian Nasional (UN).
Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, sudah menyadari hal ini. Ujian Nasional di jenjang SMP, mulai tahun ini dibuat secara semi-online dengan adanya UNBK SMP. UNBK 2017 dikatakan semi-online karena koneksi internet hanya diperlukan pra-ujian untuk sinkronisasi soal dan pasca ujian untuk upload jawaban siswa. Pelaksanaan UNBK tidak memerlukan koneksi internet.
Sekolah pelaksana harus memiliki server, dimana server UNBK ini diperlukan untuk sinkronisasi soal dan data siswa dengan server pusat, serta upload jawaban seperti dijelaskan sebelumnya. Selain mempersiapkan sarana dan prasarana seperti komputer dan server, dalam UNBK 2017 sekolah pun perlu menyediakan SDM sebagai proktor, pengawas dan teknisi. Yang menarik, cara UNBK kali ini juga ada sistem menumpang, dalam artian sekolah yang tidak memiliki komputer yang memadai bisa melaksanakan di sekolah berbeda jenjang yang jaraknya paling dekat.
Spesifikasi teknis yang diwajibkan bagi komputer adalah berupa PC (bukan laptop) serta menggunakan jaringan internet dari kabel (bukan wireless atau wifi/hotspot). Menurut beberapa sumber, penggunaan laptop bisa dibolehkan. Hal ini kemudian memberikan ide bagi beberapa sekolah yang tidak mencukupi jumlah komputernya, untuk melaksanakan UNBK dengan memakai laptop dari siswa. Namun, laptop siswa tersebut harus dipinjam beberapa hari untuk disetting.
Dalam UNBK 2017 ini, terutama untuk UNBK SMP, terdapat beberapa kesulitan. Di daerah pelosok dan pedesaan dimana tidak terdapat jaringan internet yang baik, UNBK mustahil dilaksanakan. Selain itu, anggaran pengadaan komputer dan server tentunya menjadi beban. Bagi sekolah dengan jaringan donatur yang baik tentunya bukan masalah, namun kita tahu bahwa mayoritas sekolah memiliki jaringan donatur yang terbatas.
Selain itu, bagi sekolah yang sudah memiliki komputer dan server, belum tentu bebas masalah. Kita tahu bahwa sinkronisasi data siswa dan soal ujian dilakukan tidak lama sebelum pelaksanaan UNBK. Hal ini mengakibatkan try out UNBK tidak bisa dilakukan dengan kuantitas yang banyak. Sedangkan bagi siswa SMP tentunya harus membiasakan diri dengan soal dan pelaksanaan UNBK yang baru mereka temui. Apalagi bagi sekolah yang menumpang UNBK di sekolah lain.
Pinisi Edubox bisa hadir menjadi solusi untuk permasalahan ini. Pinisi Edubox dalam masa persiapan UNBK 2017 ini menyediakan try out UNBK bagi sekolah-sekolah di wilayah Bandung Raya. Bahkan bagi sekolah yang tidak memiliki komputer yang memadai, try out UNBK dari Pinisi Edubox bisa dijalankan melalui laptop, tablet, bahkan dengan smartphone siswa, tanpa perlu instalasi apapun di device tersebut.
Pinisi Edubox sebagai platform pembelajaran online, sudah berpengalaman dalam pengelolaan ujian dalam jaringan. Bahkan Pinisi Edubox mampu mengadakan Computerized Based Test tanpa menggunakan kuota internet, sehingga ujian mampu dilaksanakan bahkan di daerah pelosok yang tidak terjangkau jaringan internet sekalipun. Pertanyaanya, berapakah biaya try out UNBK yang dilakukan oleh Pinisi Edubox tersebut? Sekolah tidak perlu khawatir, demi kemajuan pendidikan di Indonesia, Pinisi Edubox tidak membebankan biaya apapun, alias gratis.
mete description: peran Guru TIK / guru komputer di era informasi.
Di era
peradaban informasi seperti sekarang ini, segalanya berkaitan dengan informasi.
Informasi tersedia melimpah di mana saja. Mulai dari website hingga dalam
medium social media yang semakin tak terhitung jenisnya (facebook, twitter,
instagram, dst).
Aksesnya pun
semakin bisa dilakukan dari mana pun, dan kapan pun. Sederhana saja. Karena
tidak harus dari komputer meja (desktop) atau komputer jinjing (laptop). Sudah
bisa dari handphone yang semakin ke sini semakin pintar saja (smartphone). Yang
bisa digunakan dari toilet sampai kamar tidur.
Tools
utamanya adalah komputer. dengan berbagai bentuknya. Ada personal computer
berupa desktop atau laptop. Ada smartphone. Ada server (peladen), dan
seterusnya.
Bahasanya
adalah programming code. Semisal Java, bahasa C, dan seterusnya.
Logikanya
adalah computational thinking (CT). Yaitu, metode menyelesaikan
persoalan dengan menerapkan teknik ilmu komputer (informatika). Terutama untuk
pendidikan dasar, logika ini jauh lebih penting daripada berbagai tools,
aplikasi, maupun programming itu sendiri.
Ada empat
teknik berpikir terkait dengan logika berpikir CT:
Dekomposisi (decomposition), yaitu memecah masalah/sistem
rumit (complex problem/system)
menjadi bagian-bagian lebih kecil yang lebih mudah dikelola.
Pengenalan pola (pattern recognition), mencari
kesamaan di antara dan di dalam masalah/sistem.
Abstraksi (abstraction), fokus hanya pada informasi yang penting saja;
mengabaikan detil-detil yang kurang/tidak relevan.
Algoritma (algoritm), mengembangkan solusi langkah demi langkah untuk mengatasi
masalah, atau mengikuti/menaati aturan-aturan yang sudah ditetapkan untuk
mengatasi masalah.
Metode ujian
HOTS (higher-order thinking skills) bagus karena mengasah nalar siswa ke
tingkat yang lebih tinggi. Sebagaimana disebutkan dalam dalam 12 Tips Sukses
Menghadapi UNBK 2019, soal-soal HOTS membutuhkan analisis lebih mendalam (deeper
analysis), pemikiran kritis (critical thinking), pemecahan masalah (problem
solving) dan kreativitas (creativity). Tenang saja, tidak semua soal
akan bertipe HOTS, kok. Hanya sekitar 15%-20% saja.
Nah, terkait
dengan peran guru komputer, banyak yang mempertanyakan ketiadaan mata pelajaran
Teknologi Informasi dan Komputer (TIK) di kurikulum 2013. Selain merugikan
siswa, dampak dari penghapusan tersebut juga mengubah fungsi dari para guru TIK
dari guru menjadi tenaga kependidikan.
PERAN GURU TIK (dan KPPI)
Pada pasal 3
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 68 tahun 2014, disebutkan
bahwa Guru TIK dan Guru KKPI (Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi) difungsikan
sebagai “Guru TIK”, dengan peran sebagai berikut :
1.
membimbing peserta didik pada SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK atau yang sederajat
untuk mencapai standar kompetensi lulusan (SKL) pendidikan dasar dan menengah;
2.
memfasilitasi sesama guru pada SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK atau yang sederajat
dalam menggunakan TIK untuk persiapan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran
pada pendidikan dasar dan menengah; dan
3.
memfasilitasi tenaga kependidikan SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MAK atau yang sederajat
untuk mengembangkan sistem manajemen sekolah berbasis TIK.
Dengan
demikian, Guru TIK (TIK & KKPI) memiliki kewajiban untuk membimbing peserta
didik dalam mencari, mengolah, menyimpan, menyajikan, serta menyebarkan data
dan informasi dalam berbagai cara untuk mendukung kelancaran proses
pembelajaran. Disamping guru TIK juga selanjutnya akan memfasilitasi antar
sesama guru dan tenaga kependidikan (PTK) TIK dalam mengembangkan sistem
manajemen sekolah berbasis teknologi informasi dan komputer.
Namun
demikian, guru komputer dapat turut berperan serta dalam memandu para siswa
mengenai etika dalam ber-internet ria. Di era serba terkoneksi ini, perlu
diingat bahwa apa yang kita ucapkan dan sampaikan sudah dalam bentuk digital
yang mudah sekali tersebar kemana-mana. Hingga muncul istilah “jejak digital”. Dalam
bentuk positif maupun negatif, konten yang kita buat bahkan bisa diterima oleh
seseorang yang berada di ujung dunia sana melalui perantaraan internet.
Demikian
pula di social media. Para generasi muda perlu kita. Bagaimana cara membuat
post yang baik, memberi komentar yang santun, dan sebagainya. Semua sopan
santun digital ini diistilahkan dengan “Netiquette”. Mencegah cyberbullying
dengan memberitahukan betapa buruknya efek psikologis yang dirasakan oleh
korban cybberbullying. Yang hendaknya, para siswa kita ingat untuk berlaku
sopan santun di dunia maya selayaknya di dunia nyata.
Implementasi kembali mata pelajaran TIK menjadi Informatika
Mapel
Informatika tidak hanya mempelajari beragam perangkat lunak komputer, tetapi
juga memecahkan masalah dan membuat aplikasi dengan berpikir kritis.
“Siswa dituntut
berpikir komputasional dengan mempelajari beragam disiplin ilmu. Baik
informatika atau noninformatika. Produk TIK untuk menunjang pembelajaran dan
tugas sehari-hari itu masih perlu dijalankan sebagai bagian dari program
literasi digital yang sudah dijalankan. Mapel Informatika sesuai dengan
kebutuhan masa depan anak bangsa.” kata Awalludin Tjalla, Kepala Pusat
Kurikulum Perbukuan Kemendikbud di Jakarta, Senin, 3 September 2018.
Ia
menuturkan, mapel Informatika mencakup lima materi yang bakal menunjang
kompetensi siswa di era revolusi industri 4.0. Yakni,
Teknik komputer,
Jaringan
komputer/internet,
Analisis
data,
Dampak sosial
informatika, dan
Programming.
Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK)
Di era serba informasi ini, sekolah sebagai institusi
pendidikan pun tidak mau ketinggalan. Dua praktik utama, yaitu pembelajaran dan
evaluasi (ujian) turut mengalami digitalisasi. Salah satu wujudnya adalah computer-based
testing (CBT) yang diimplementasikan dalam wujud UNBK.
Implementasi UNBK tersebut ke seluruh wilayah Indonesia
relatif tidak mudah. Karena tiap-tiap sekolah ditargetkan memiliki
infrastruktur yang memadai. Baik komputer maupun jejaring antar komputer.
Sebagai catatan, untuk pelaksanaan UNBK saat ini saja, sebagian sekolah masih
harus menumpang ke sekolah lain.
Tantangan pelaksanaan UNBK ini tidak berhenti sampai di sini
saja. Digitalisasi konten pembelajaran, cara belajar siswa secara digital,
sampai dengan adaptasi para guru mata pelajaran terhadap metode-metode digital
sangat membutuhkan peran serta dari guru TIK.
Kesimpulan
Guru TIK memiliki tiga “pelanggan” yang perlu dikelola dengan
baik, yaitu:
Peserta didik, dalam wujud mapel Informatika
yang mempelajari tentang teknik komputer,
jaringan komputer/internet, analisis data, dampak sosial informatika
(netiquette, cyberbullying, dsb), dan programming,
Guru mata pelajaran yang lain, dalam hal digitalisasi
proses persiapan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran,
Kepala sekolah dan wakil kepala sekolah
terkait, dalam hal mengembangkan proses dan sistem manajemen sekolah yang
berbasis digital
Untuk
memudahkan proses digitalisasi proses pembelajaran dan penilaian, para guru komputer
dapat menggunakan Edubox, suatu perangkat dengan aplikasi digital di dalamnya.
Edubox terdiri dari Edubox Mini Server dan Edubox Smart Router.
Meta description: Tips Sukses UNBK untuk para siswa.
Di UNBK (Ujian Nasional Berbasis Komputer) tahun 2019 ini, tipe soalnya kebanyakan adalah HOTS. Apa itu? Higher Order Thinking Skills (HOTS) yang artinya kira-kira adalah “membutuhkan daya nalar tinggi”. Maksudnya adalah soal-soal yang membutuhkan analisis lebih mendalam (deeper analysis), pemikiran kritis (critical thinking), pemecahan masalah (problem solving) dan kreativitas (creativity). Tenang saja, tidak semua soal akan bertipe HOTS, kok. Hanya sekitar 15%-20% saja.
Apa saja tips sukses yang banyak itu dalam rangka menghadapai UNBK 2019? Yuk kita bahas sedikit.
Belajar tidak untuk sekedar mengerjakan soal saja. Atau belajar menghapal jawaban saja. Melainkan belajar untuk memahami suatu materi secara mendalam. Memahami makna dari suatu definisi, dari mana datangnya sebuah rumus, hingga mengaitkan suatu bab dengan bab lainnya.
Belajar sesuai dengan kisi-kisi UNBK 2019. Supaya enggak bingung dan bisa belajar lebih terarah, BNSP (Badan Standard Nasional Pendidikan) telah menyusun kisi-kisi UNBK 2019. Dengan memahami kisi-kisi, kita jadi tahu Standard Kompetensi Lulusan (SKL) yang harus dicapai oleh siswa.
Buat belajar menjadi lebih menyenangkan. Ada yang lebih senang belajar tatkala bersama-sama dengan teman. Ada juga yang lebih senang belajar sendirian. Temukan cara belajar kamu yang lebih menyenangkan. Sekarang ini belajar tidak hanya membaca buku teks saja. Tetapi konten pembelajaran sudah tersedia dalam bentuk video animasi maupun infografis. Konten-konten pembelajaran seperti ini bisa disimpan di perangkat/gawai seperti Edubox.
Ketika try out / uji coba / simulasi, kelompokkan soal berdasar tingkat kesulitan. Dengan familiar mengklasifikasi soal berdasar tingkat kesulitannya, maka kamu akan semakin mahir jelang UNBK 2019. Beri nama kelompok soal: mudah, sedang, dan sulit. Mengelola waktu (time management) ketika mengerjakan soal adalah mulai dari soal-soal yang mudah dahulu, kemudian sedang, terakhir adalah yang sulit. Semakin sulit suatu soal, maka kita harus memikirkan ulang jawaban yang akan kita berikan. Barangkali kita membutuhkan kreatifitas dalam mencari jalan alternatif untuk mengerjakan soal tersebut. Sulitnya soal juga menentukan mana yang benar-benar tidak bisa kita jawab.
Siap dengan kemungkinan buruk yang terjadi ketika UNBK. Mulai dari komputer ujian yang mengalami masalah, jaringan komputer yang gagal terkoneksi, dan lain sebagainya. Sebagai bagian dari persiapan UNBK dan pencegahan terhambatnya pelaksanaan UNBK, minta kepada pihak sekolah untuk melakukan pengecekan kualitas jaringan komputer terlebih dahulu. Lebih lanjut, minta sekolah untuk dapat mengadakan simulasi UNBK dengan seluruh siswa peserta mengikuti simulasi tersebut. Tentu sekolah sudah memahami spesifikasi (spek) server UNBK dan spek komputer UNBK.
Cicil materi pelajaran yang diajarkan di kelas 1 dan 2, sejak awal. Dengan menyediakan waktu secara rutin untuk mempelajari materi pelajaran di kelas sebelumnya, maka intisari dari materi tersebut akan mengendap di kepala kamu. Atur waktu belajar kamu senyaman mungkin. Bukan hanya waktu yang harus diatur, tetapi juga konsentrasi kamu dalam belajar dan mengerjakan latihan soal atau simulasi. Lebih baik istirahat 10 menit setiap 1 jam belajar, daripada memaksakan belajar 4 jam sekaligus.
Mengerjakan soal-soal UNBK tahun sebelumnya. Atau mengerjakan simulasi UNBK. Tentu soal UNBK tahun 2019 tidak sepenuhnya baru. Pasti ada bagian yang diulang dari soal tahun 2018 atau sudah tersedia di simulasi UNBK 2019.
Mulai berteman dengan teknologi pembelajaran. Paling dekat adalah ujian berbasis komputer atau ujian berbasis android.
Membangun rasa percaya diri. Mulai dengan percaya diri dan tidak stress tatkala mengerjakan soal, termasuk soal-soal simulasi sekalipun. Sembari membandingkan hasil simulasi dengan yang sudah dipelajari, maka akan meningkatkan rasa percaya terhadap diri sendiri.
Fokus tidak hanya pada materi pelajaran. Tetapi juga hal-hal administratif seperti kartu identitas ujian, pengisian nama di “lembar” ujian, dan seterusnya.
Semua yang terjadi di ujian nasional, terjadi atas izin Tuhan. Oleh sebab itu, perbanyak berdoa dan meminta kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.
Mohon restu juga kepada orang tua. Restu orang tua adalah bentuk “dukungan dan persetujuan” dari Tuhan.
Sebagai penutup, kami di Edubox memberi semangat kepada kamu yang akan mengikuti ujian nasional (UN) 2019. Selamat belajar lebih keras, mengoptimalkan waktu yang tersisa. Agar mendapatkan hasil yang diinginkan serta tercapai cita-cita kamu.
Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) disebut juga Computer-Based Test (CBT) adalah sistem pelaksanaan ujian nasional dengan menggunakan komputer sebagai media ujiannya. Dalam pelaksanaannya, UNBK berbeda dengan sistem ujian nasional berbasis kertas atau Paper-Based Test (PBT) yang selama ini sudah berjalan. Dalam artikel ini kita akan bahas aplikasi ujian berbasis komputer offline.
Penyelenggaraan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) pertama diselenggarakan pada tahun 2014 secara online yang diikuti secara terbatas di SMP Indonesia Singapura serta SMP Indonesia Kuala Lumpur (SIKL). Hasil dari penyelenggaraan UNBK tersebut cukup dianggap cukup menggembirakan sehingga dapat untuk mendorong meningkatkan literasi siswa terhadap Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
Melihat hasil yang cukup menggembirakan di tahun 2014 selanjutnya pada tahun 2015 secara bertahap dilaksanakan rintisan UNBK dengan mengikutsertakan sebanyak 556 sekolah yang terdiri dari 379 SMK, 135 SMA/MA, dan 42 SMP/MTs di 29 Provinsi dan Luar Negeri. Selanjutnya pada tahun 2016 dilaksanakan UNBK dengan mengikutsertakan sebanyak 4382 sekolah yang tediri dari 984 SMP/MTs, 1298 SMA/MA, dan 2100 SMK. Jumlah sekolah yang mengikuti UNBK tahun 2017 melonjak tajam menjadi 30.577 sekolah yang terdiri dari 11.096 SMP/MTs, 9.652 SMA/MA dan 9.829 SMK.
Meningkatnya jumlah sekolah UNBK pada tahun 2017 ini seiring dengan kebijakan resources sharing yang dikeluarkan oleh Kemendikbud yaitu memperkenankan sekolah yang sarana komputernya masih terbatas melaksanakan UNBK di sekolah lain yang sarana komputernya sudah memadai.
Penyelenggaraan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) saat ini menggunakan sistem semi-online yaitu soal dikirim dari server pusat secara online melalui jaringan (sinkronisasi) ke server lokal (sekolah), kemudian ujian siswa dilayani oleh server lokal (sekolah) secara offline. Selanjutnya hasil ujian dikirim kembali dari server lokal (sekolah) ke server pusat secara online (upload). Sumber : https://ubk.kemdikbud.go.id
Demikianlah yang kami sebut dengan ujian online tetapi offline. Alias ujian berbasis komputer secara offline.
Hubungan KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) dengan UNBK
Setelah UNBK selesai, komputer/ laptop maupun server bisa digunakan untuk kegiatan ujian harian (UH), ujian tengah semester (UTS) maupun Ujian akhir semester (UAS) yang dapat dilakukan secara offline maupun online. Apalagi sekarang banyak sekali aplikasi berbasis web yang sifatnya open source (free) dan gratis yang bisa didownload di internet dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan sekolah. Jadi laboratorium UNBK yang sudah tersedia tersebut, tidak hanya digunakan setahun sekali pada masa Ujian Nasional saja, tetapi juga dapat digunakan untuk ujian-ujian rutin di sekolah.
Disebut offline, karena dalam ujian ini hanya memerlukan jaringan LAN dan Server unbk saja, tidak memerlukan koneksi internet maka disebut offline.
Ujian berbasis komputer secara offline, tentu saja memiliki tata cara tersendiri. Berikut adalah tata cara ujian berbasis komputer yang dapat kita sarankan kepada para siswa.
Tata cara ujian berbasis komputer
Jangan khawatir berlebihan. Malah akan berakibat buruk karena mendatangkan stress/tekanan. Kalau sudah begitu, malah sulit fokus mengerjakan ujian sehingga semua yang dipelajari malah terlupa.
Supaya tidak khawatir berkepanjangan, kita perlu mempersiapkan diri terlebih dahulu. Mulai dari latihan mengerjakan soal ujian berbasis komputer, sampai dengan mempelajari kisi-kisi ujian itu sendiri.
Ketika ujian, fokus pada pengerjaan soal ujian itu sendiri. Teliti pada maksud dari pertanyaan dan jawaban yang harus kita pilih atau berikan. Jangan sampai lupa juga dengan pengisian data pribadi. Harus lengkap tidak boleh ada yang tertinggal.
Tidak hanya simulasi mengerjakan soal secara digital. Belajar secara digital juga penting. Aplikasi Edubox memberikan keduanya. Belajar dan mengerjakan soal dari perangkat pribadi (laptop/smartphone) dengan bantuan perangkat pintar seperti Edubox yang berperan sebagai peladen (server) berukuran mini.
Pelajari juga cara menggunakan komputer saat UNBK. Bersama teman-teman dekatmu, ajak mereka untuk menggunakan komputer dengan browser atau aplikasi simulasi UNBK. Bila belum ada yang mengetahui minta guru wali kelas atau lewat guru komputer untuk mengadakan simulasi UNBK di sekolah.
Perangkat Edubox terdiri dari Edubox Smart Router dan Edubox Mini Server. Keduanya memiliki aplikasi Edubox di dalamnya. Berikut ini adalah perbandingan di antara keduanya.
Perbandingan Edubox Smart Router dengan Edubox Mini Server
Smart Router
Device ini akan berfungsi maksimal apabila disambungkan dengan WiFI (wireless) di kelas
Menggunakan cloud computing, sehingga bisa diintegrasikan untuk satu sekolah.
Portable di kelas biasa (non-lab komputer).
Mini Server
Device ini harus digabungkan dengan Router WiFI
Device ini dapat mengoptimalkan laboratorium UNBK (yang sudah menggunakan LAN) untuk dapat digunakan sebagai KBM.
Setiap orang yang terhubung ke internet pasti selalu menginginkan koneksi harus lancar. Apalagi untuk agenda sepenting ujian. Koneksi tidak boleh down sedikit pun. Kalau untuk kegiatan biasa seperti sosial media, browsing atau chatting, koneksi putus sekali-sekali sih tidak jadi masalah. Itulah yang selalu menjadi ketakutan dan kekhawatiran mengadakan ujian online/ ujian berbasis komputer apalagi di sekolah dengan peserta yang sangat banyak. Kalau koneksi jelek ujiannya gimana? Chaos pastinya, ga percaya? boleh ikut dengan saya…:D
Kalau bicara deg-degan sewaktu ujian mau dimulai, saya juga sering mengalami. Tapi sebentar, saya sedang tidak sekolah lagi kok. Jadi guru, saya dan teman-teman cuma coba bantu sekolah-sekolah untuk mengadakan ujian online/ujian berbasis komputer. Tapi karena teknologinya kami yang menyediakan maka perasaan lebih deg-degan dari anak-anak yang mau ujian… ini serius lho..
Tahun pertama diterapkan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) alias UN daring (Ujian Nasional online), sering masalah utama yang terjadi adalah ketika server mati dan tidak bisa diakses, sedangkan masalah jaringan sudah diatasi sebelumnya dan pilihan dari yang membuat sistem adalah dengan penerapan jaringan kabel (LAN) dengan persyaratan menggunakan desktop yang terhubung ke jaringan tersebut. Nah ini pasti jadi investasi besar buat sekolah untuk menyediakan desktop dan jaringan kabel untuk seluruh siswa, dan pastinya ribet urusan perkabelan ini.
Bandingkan dengan Ujian Daring (ujian online/ujian berbasis komputer) yang memanfaatkan jaringan nirkabel (wireless/wi-fi). Dari sisi investasi perangkat lebih efisien, apalagi siswa sebagian besar sekarang sudah punya perangkat yang bisa terhubung ke Wi-Fi. Tapi jangan coba-coba kalau susah masuk ke halaman ujian, teriakan yang sering terjadi adalah “Wi-Fi butut”, “koneksi jelek”. Kedua teriakan ini pada dasarnya dari sisi user itu menuju satu hal yang sama yaitu kualitas internet jelek. Tapi benarkah ini hanya masalah koneksi internet dan bandwith yang tersedia? Bandwith tentu saja penting, tapi ada yang jarang diperhatikan yaitu kualitas jaringan yang dipakai.
Bicara kualitas jaringan nirkabel (wireless/Wi-Fi) ada beberapa hal yang harus diperhatikan:
Pemilihan wireless access point dan router yang sesuai. Ini sangat penting karena sewaktu ujian, kebiasaan pengguna adalah masuk ke aplikasi secara bersamaan, oleh karena itu harus dipilih perangkat yang bisa menangani sejumlah user yang ada. Dari pengalaman, untuk pengguna setiap kelas itu lebih dari 40 siswa kami selalu menggunakan Ubiquiti Unifi Access Point dan untuk untuk ruouter kami memilih Mikrotik RB 951 Ui 2HnD.
Topologi jaringan. Gunakan topologi jaringan star, dari Wireless Access Point langsung ke port router, memang dari sisi penggunaan kabel lebih banyak tapi dari sisi konektifitas ini akan lebih efektif, kecuali kalau backbone jaringannya sudah fiber optic.
Settingan jaringan, nah ini cukup penting juga ternyata, terutama settingan router, karena dari pengalaman penerapan di beberapa sekolah, kadang setingan yang ga efisien akan membuat prosesor router bekerja lebih keras sekaligus menghabiskan resource.
Gunakan aplikasi yang disimpan di server lokal, sehingga tidak membutuhan akses internet untuk pelaksaan ujian. Kalau tidak mau ribet bisa menggunakan Pinisi Edubox.
Ingin coba menerapkan ujian online / ujian berbasis komputer di sekolah anda, dan butuh desain topologi jaringan dan settingan router mikrotik yang sudah efisien silakan isi komentar di bawah.
Sehari kemaren cukup melelahkan, setelah nyampe kantor sekitar jam 9.00 dapat info dari grup Whatsapp support Pinisi Edubox bahwa ada masalah di jaringan yang digunakan untuk ujian di SMKN2. Dan parahnya masalah ini baru ditemukan sewaktu ujian. Memang dari SOP yang dibuat setiap sekolah yang sudah menggunakan sistem ujian Pinisi Edubox harus melakukan simulasi ujian real untuk melihat kemampuan jarigan yang sudah dipasang, tapi ini ternyata ga maksimal dilakukan sehingga kita tidak tahu apakah jaringan akan sanggup atau tidak. Selanjutnya, kita bahas ujian dalam jaringan.
Sejak setahun yang lalu saya dan beberapa anak-anak Saklik menginisiasi produk baru (startup) yang dinamakan Pinisi Edubox (sebelumnya Pinisi Exambox). Produk ini memberikan solusi terhadap permasalah sekolah-sekolah yang ingin menerapkan konsep paperless (pengurangan penggunaan kertas) bahkan bebas kertas dalam setiap kali ujian tetapi terkendala dengan koneksi jaringan internet. Bayangkan saja setiap kali ujian ada ratusan sampai ribuan siswa bersamaan ujian jika dipaksakan ke internet sudah dipastikan ujian tersebut akan gagal dan chaos. Nah si Pinisi Edubox ini dirancang sebagai jaringan lokal dengan konsep tanpa kabel (wireless). Peserta ujian cukup konek ke Wi-Fi dan mengakses alamat IP lokal tertentu untuk melaksanakan ujian.
Ternyata setelah berjalan setahun, penggunaan Wi-Fi sebagai akses untuk ujian lebih agak susah dibanding dengan menggunakan jaringan kabel (LAN). Pantas saja Kemdikbud melakukan UNBK dengan konsep LAN. Tapi berdasarkan pengalaman penerapan di beberapa sekolah di Bandung asal perancangan dan pengembangan jaringan Wi-Fi nya benar, maka hasil yang didapatkan akan lebih efektif dan efisien dibanding dengan LAN.
Dengan menyediakan Wi-Fi yang mumpuni untuk pengadaan ujian ini sekolah tidak perlu lagi menyedian lab komputer, anak-anak bisa menggunakan laptop atau smartphone. Tapi rata-rata selama ini memang Wi-Fi yang terpasang di sekolah rata-rata tidak dirancang untuk penggunaan dalam jumlah besar.
Berani mencoba di sekolahnya? atau pernah mencoba yang didapat stress? Kalau saya sudah sering banget stress kalau tiba-tiba jaringan susah diakses seperti yang kemaren dialami di SMKN2 Bandung, walaupun akhirnya bisa diatasi dan ujian kembali berlangsung dengan normal.
Dari pengalaman selama ini ada beberapa hal yang mesti diperhatikan untuk penggunaan Wi-Fi untuk akses ujian dalam jaringan :
Pemilihan Wi-Fi access point, gunakan produk yang bisa menjamin kemampuan menghandle lebih dari 50 user untuk satu access point. Saat ini yang direkomendasikan adalah Unifi AP Long Range (Ubiquity).
Mikrotik yang berfungsi sebagai router. Disesuaikan dengan banyaknya user. Untuk user lebih dari 100 sampai 200 orang disarankan menggunakan Mikrotik RB 951 2Hnd. Kenapa mikrotik, karena menurut saya ini cukup familiar untuk kalangan pendidikan.
Server dan aplikasi, nah ini juga disesuaikan dengan jumlah user yang bakal mengikuti ujian. Aplikasi pun bisa menggunakan software open source seperti Moodle (PHP based), edX (python based), Sakai (java based). Atau bisa juga menggunakan produk dari Pinisi Edubox berupa server dan aplikasi yang terintegrasi (berbasis Raspberry Pi 2), dengan kemampuan menangani 200 user bersamaan.
4. Yang paling penting dari itu semua adalah, sebelum ujian dilaksanakan harus dilakukan simulasi real. Misalnya ada 200 orang yang mau ikut ujian, maka 200 orang itu harus mencoba semua, sehingga kita tahu kekurangan dari sistem yang disiapkan.
Mereka (para guru) senang dengan ruangannya. Tetapi tidak mungkin mengkreasikannya di sekolah karena ukuran ruang kelas yang terlampau kecil, keterbatasan ruang, perputaran siswa di kelas yang besar (big class rosters), keterbatasan budget, serta petunjuk keamanan dari kebakaran yang tidak boleh dilepas dari dinding. Mereka meyakini bahwa untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang luar biasa, mereka membutuhkan uang yang banyak, serta wahana-wahana modern untuk bekerja. Tujuan akhir dari desain ruang kelas yang lebih baik adalah menyempurnakan knierja siswa dalam pelajaran.
Itu semua kabar-kabar buruknya. Kabar baiknya adalah, ada prinisip-prinsip desain-desain ramah pembelajaran (learning-friendly) yang bisa diaplikasikan melampaui masalah-masalah tersebut di atas. Untuk menjadikan ruang kelas anda sebagai tempat belajar yang lebih baik bagi para siswa. Referensi yang bisa kita tengok: The Space: A Guide for Educators (Robert Dillon dan Rebecca Hare).
Dari beberapa masalah desain yang sering beliau lihat di ruang kelas saat ini, ada beberapa ide darinya yang mungkin dilakukan oleh guru untuk membuat ruang kelas yang lebih ramah belajar, dan bagaimana mengatasi beberapa hambatan yang muncul tatkala mendesain ulang ruang belajar.
1.Siswa Mengaudit Ruang Kelas
Kira-kira benda apa di ruangan ini yang akan mendukung kalian belajar? Guru bisa bertanya seperti itu kepada para siswa. Meminta para murid mengaudit ruangan, akan membantu kita melihat desain ruang kelas ini dengan kacamata yang berbeda.
Analisa benda mana yang kira-kira menjadi kebisingan visual (visual noise). Yaitu, benda mana yang tidak seharusnya berlama-lama berada di dalam kelas karena tidak menambah nilai manfaat apapun terhadap proses dan hasil pembelajaran itu sendiri. Misalnya poster binatang atau foto tokoh nasional (kecuali foto presiden dan wakil presiden, ya) yang selalu menempel di dinding, tidak hanya pada mata pelajaran IPA (biologi) atau sejarah, namun pada mata pelajaran apa pun.
Bentuk lain visual noise adalah warna-warni yang terlampau banyak, yang menyebabkan siswa tidak bisa fokus pada belajarnya. Di sini, yang perlu dilakukan adalah mereduksi variasi warna tersebut sehingga hanya tiga saja. Terdiri dari satu warna utama, diiringi oleh dua warna lain yang berfungsi sebagai pelengkap.
Bagaimana dinding dan setiap incinya, apakah mendukung atau malah mengalihkan perhatian murid dari belajar? Apakah kita benar-benar membutuhkan poster tersebut? Bagaimana kita memanfaatkan dinding, sehingga dinding pun memberikan informasi yang dapat diakses oleh siswa?
Di sinilah keunggulan ruang kelas berbasis mata pelajaran. Visual maupun pengalamannya dapat didesain dan direkayasa sedemikian rupa demi tercapainya tujuan-tujuan pembelajaran pada diri siswa.
2. Mengurangi “Sampah Visual”
Hal pertama dan paling sederhana yang bisa kita lakukan, adalah mengurangi “sampah visual” tersebut. Siapapun, setiap kali memasuki ruang kelas, akan memindai apa saja yang ada di dalam kelas. Selain manusia (guru dan murid) dan perangkat kelas seperti papan tulis, adakah benda-benda lain yang tidak sepatutnya berada di dalam ruang kelas. Tatkala kita meminta para siswa untuk terlibat secara intelektual, yang terjadi bisa jadi adalah mereka kelelahan secara visual terhadap berbagai ornamen yang (terutama) menempel di dinding kelas.
3. kombinasikan beberapa opsi tempat duduk
Tidak harus dengan bean bags atau hokki stools (maaf, belum menemukan nama Indonesianya. Bisa search di internet). Beberapa opsi tempat duduk berarti memberikan keleluasaan bagi siswa untuk memilih posisi duduknya. Bagi para siswa, keleluasaan semacam ini berarti anda sebagai guru, telah memberikan kepercayaan kepada mereka (untuk mengikuti proses pembelajaran) dan sehingga, mereka merasa memiliki ruang belajar sendiri.
Di masa saya sekolah dahulu, teknik anti-kebosanan yang dilakukan antara lain menggeser posisi duduk siswa secara mengular setiap hari. Selain menghindari kejenuhan, teknik ini juga memberikan kelenturan terhadap otot mata dan leher. Disebabkan siswa tidak hanya melihat jauh-dekat saja, tetapi juga selalu berpindah dari sisi kiri ke kanan ruang kelas (dan sebaliknya).
4. Mengurangi “ruang kerja” guru
Guru bekerja tidak dari balik meja guru di setiap ruang kelas. Guru sepatutnya “menguasai” seluruh ruang kelas hingga ke penjuru-penjurunya. Meja guru, seringkali malah membatasi interaksi guru dengan murid. Yang dengan sendiri, menurunkan kualitas pembelajaran. Ada beberapa yang bisa dilakukan: mendorong furnitur meja guru hingga menempel ke tembok atau menyediakan lemari gantung berukuran kecil sehingga guru tersebut dapat meletakkan perlengkapan mengajarnya di sana. Kedua hal sederhana ini menyediakan ruang mengajar yang lebih lega bagi sang guru.
5. Memaksimalkan ruang kolaborasi antar siswa
Kita semua memahami bahwa murid di jaman now ini butuh lebih dari sekedar fakta (yang dipresentasikan oleh gurunya). Yang mereka butuhkan sekarang ini antara lain, mampu berkomunikasi dengan baik, dan saling bekerja sama guna memecahkan masalah. Ruang kelas kita harus bisa mengakomodasi -minimal- kedua hal tersebut. Maka, tatkala mendesain kembali ruang kelas, cari cara yang paling memungkinkan agar ruang-ruang yang tersedia bisa dimaksimalkan sebagai pusat kegiatan kolaboratif — pusat kegiatan bekerja/membuat bersama.
6. Ruang berkreasi/mencipta sesuatu
Ruang kelas di mana pembelajaran berbasis proyek, membutuhkan ruang di mana para murid bisa membuat sketsa, melakukan produksi, dan mem-purwarupa-kan sesuatu. Pekerjaan semacam itu membutuhkan permukaan yang bebas dari peralatan apapun dan suatu tool box berisi material dan perlengkapan (bukan perlengkapan sekolah biasa, semisal lem, gunting, dan spidol) yang bisa diakses oleh para murid. Satu wadah lagi yang penting adalah, wadah tempat meletakkan karya (hasil kerja) yang masih dalam proses. Suatu karya, tidak mungkin selesai dalam 1–2 waktu tatap muka, kan? Dalam skala yang lebih besar, ruang kelas yang menekankan pada dokumentasi dan presentasi produk setengah jadi yang dibuat oleh siswa. Ini adalah salah satu wujud design thinking juga.
Design thinking menekankan pada dokumentasi dan presentasi kegiatan belajar mengajar di sekolah, jadi bukan hanya produk jadinya saja. Dan sebaiknya para guru tidak pernah berhenti untuk tetap mencari cara untuk menampilkan proses belajar murid di kelas.
7. Permukaan tembok/meja yang bisa ditulis
Papan yang bisa ditulis, tidak hanya papan tulis kan? Baik itu blackboard atau whiteboard. Sekarang ini juga ada papan kaca yang bisa ditulis. Tentu saja tidak harus membeli. Kita boleh memutar otak untuk menemukan cara murah membuat papan/meja yang bisa ditulis dan dihapus.
Mendesain ruang belajar tidak sama dengan mendekorasinya. Bedanya terletak pada apakah kita mengetahui dan memahami efek dari desain/dekorasi tersebut terhadap efektifitas pembelajaran secara keseluruhan. Dengan kata lain, apakah desain tersebut memberikan efek fungsional terhadap proses pembelajaran atau tidak.
8. Maksimalkan penggunaan lorong-lorong di samping ruang kelas.
Proses pembelajaran bisa diekstensikan sampai ke luar dinding kelas, kok. Jadi jangan kaku, terhambat, dan terbatasi dengan dinding-dinding ruang kelas saja.
Penutup
Belajar tentang mendesain ruang kelas adalah proses yang tidak pernah berakhir. Jadi daripada mengubah semuanya besar-besaran sekaligus, lebih baik mulai dengan sedikit perubahan, termasuk melibatkan siswa di dalam perubahan tersebut, dan lakukan iterasi seiring anda menjalani proses desain ruang kelas itu sendiri.
Meta-deskripsi: Aplikasi USBK (Ujian Sekolah Berbasis Komputer) Edubox dapat digunakan di browser (baik komputer maupun mobile) untuk ujian sekolah berbasis komputer. Seperti apakah itu?
Ada teknologi yang membawa dampak berbahaya bagi anak-anak, terutama mereka yang masih berada dalam usia sekolah. Teknologi seperti fitur-fitur dalam gadgetmisalnya, dianggap sebagai hal-hal yang menjauhkan anak-anak dari dunia nyata.
Di sekolah pun, banyak guru yang menerangkan dampak buruk gawai terhadap perkembangan para murid. Apa yang dikatakan oleh guru-guru tersebut sebetulnya tidak salah. Namun, terus-menerus mencekoki murid dengan pemahaman bahwa teknologi berbahaya tidaklah tepat. Sebab, tidak semua teknologi seperti itu. Pasalnya, teknologi juga memiliki berbagai kelebihan untuk murid-murid sekolah; salah satunya dibuktikan dengan kehadiran ujian sekolah berbasis komputer.
Lebih jelasnya, simak kelebihan-kelebihannya berikut ini.
1.Mengajarkan Murid untuk Mengedepankan Logika
Perintah-perintah dalam berbagai perangkat lunak yang terdapat pada PC atau laptop dibuat berdasarkan susunan logika atau bahasa pemrograman. Dengan begitu, pengoperasian gadget dan perangkat komputer pun harus menggunakan logika. Pada saat itulah cara berpikir kita diasah.
Tidak mengherankan apabila orang yang terbiasa mengoperasikan komputer dan gadget memiliki pikiran yang lebih terstruktur dibandingkan mereka yang tidak pernah atau jarang mengoperasikan alat-alat tersebut.
Membiasakan anak-anak untuk mengoperasikan komputer dan gadget sejak dini akan mengajarkan dia untuk lebih menggunakan logikanya dengan terstruktur. Selain itu, anak-anak pun akan lebih mampu memecahkan masalah dengan realistis dan cenderung objektif.
2.Mempermudah Kehidupan
Banyak orang yang menganggap bahwa peralatan elektronik dapat membuat anak-anak menjadi lebih malas; hal tersebut terkadang tepat. Namun dengan penggunaan gadget yang baik dan sesuai porsi, hidup anak-anak menjadi lebih mudah dan juga lebih praktis.
Bila anak diajarkan untuk menjadi inventor dan bukan sekadar penikmat teknologi, maka berbagai kemudahan teknologi pun amat dapat membantu kehidupan anak. Segala hal yang mereka butuhkan untuk mencapai cita-citanya akan lebih mudah untuk dilakukan
3. Menjembatani Komunikasi
Sebelum adanya gadget dan teknologi nirkabel, komunikasi begitu terbatas dan hanya bisa dilakukan melalui media-media tertentu seperti jaringan telepon atau surat. Dengan keberadaan gadget dan jaringan seluler, maka komunikasi pun menjadi lebih mudah dan lebih cepat untuk dilakukan.
Anda bisa menghubungi siapa pun dalam waktu cepat dan memberitakan suatu kejadian tanpa perlu dibatasi oleh waktu. Hal ini juga bermanfaat bagi anak-anak, mereka jadi lebih mudah menghubungi teman-temannya. Misalnya, pada saat mereka ingin berdiskusi mengenai pelajaran tertentu, atau menghubungi guru untuk bertanya mengenai materi-materi yang dianggap sulit.
Oh ya, dengan gadget, orang tua pun jadi lebih mudah untuk mengetahui keberadaan anak dan mengawasi mereka. Para orangtua tidak perlu takut kehilangan sang anak atau tidak mengetahui aktivitas anak-anak.
4. Memberikan Akses Informasi yang Lebih Besar
Sebelum ada gadget, untuk mencari informasi, murid-murid harus bertanya langsung pada guru, orang yang lebih tua, atau pergi ke perpustakaan. Nah dengan adanya gadget, mereka dapat mencari informasi terutama mengenai pelajaran dengan lebih mudah di berbagai situs dan juga di perpustakaan daring.
Harus kita akui bahwa terkadang orang yang lebih tua pun bisa salah memberi informasi. Jadi, dengan adanya gadget, anak-anak bisa lebih mudah menerima informasi yang lebih tepat. Namun tetap saja, anak-anak memang harus diawasi saat mencari informasi, karena ada banyak juga informasi di internet yang tidak tepat bahkan menjerumuskan anak-anak.
5. Mempermudah Proses Belajar Mengajar
Jangan salah, gadget juga bisa menjadi media untuk belajar lho. Ya, gadget dapat digunakan oleh guru untuk memberikan materi materi pelajaran serta ujian dan murid pun dapat mengaksesnya dari sana. Hal ini jelas mempermudah proses pengajaran dan membuat murid-murid dapat memahami pelajaran di mana pun dan kapan pun. Selain itu, para murid juga dapat melakukan ujian dengan mudah tanpa perlu harus repot-repot mempersiapkan berbagai alat tulis.
Salah satu perangkat yang dapat menunjang hal tersebut adalah Pinisi Edubox. Apa itu Pinisi Edubox? Yuk, kenali lebih dekat peralatan canggih ini.
Pinisi Edubox, Belajar dalam Jaringan
Proses belajar mengajar dan ujian menggunakan Pinisi Edubox dilakukan melalui dua hal, yakni mini server Pinisi dan juga aplikasi Pinisi. Nah, mini server ini dapat menyimpan berbagai macam materi pelajaran serta ujian, dan dapat diakses oleh para murid yang memiliki nama pengguna serta sandi. Aksesnya sendiri melalui aplikasi yang bisa diakses melalui gadget Android atau lewat komputer.
Dengan begitu, murid-murid pun dapat melihat berbagai materi pelajaran kapan pun mereka mau dan dapat mengerjakan ujian tanpa membutuhkan alat-alat tulis. Selain itu mereka dapat lebih fokus dalam memecahkan berbagai soal karena mereka tidak perlu repot-repot menggunakan alat tulis. Guru pun tidak perlu menghabiskan waktu untuk memeriksa hasil ujian, karena dengan Pinisi edubox otomatis nilai dapat terkalkulasi usai para murid mengerjakan ujian.
Sebagai browser untuk ujian sekolah berbasis komputer, Pinisi Edubox juga memiliki kapasitas yang besar serta prosesor yang mumpuni, sehingga guru dan murid tidak perlu takut dengan adanya hambatan yang mereka temukan pada saat mengerjakan ujian atau memberikan pelajaran.
Aplikasi Pinisi tidak memberatkan ponsel atau gadget lainnya sehingga murid-murid tidak akan menemukan lagging yang mengganggu pada saat mereka mengaksesnya.
Jadi, siapa bilang teknologi tidak berguna bagi anak-anak yang masih berada di usia sekolah? Teknologi pun bisa sangat bermanfaat bagi mereka seperti yang ditawarkan oleh Pinisi Edubox. Nah, tunggu apa lagi? Bagi para tenaga pengajar dan murid-murid, menggunakan browser untuk ujian sekolah berbasis komputer sangat direkomendasikan. Bila Anda ingin mengetahui informasi lebih lanjut, jangan lupa untuk mengakses www.pinisi.io atau kunjungi Instagram kami di @pinisiedubox.
Aplikasi USBK itu bernama Edubox.
Aplikasi Ujian Sekolah Berbasis Komputer (USBK) adalah aplikasi yang memungkinkan anda (sebagai guru) atau sekolah anda untuk menyelenggarakan ujian secara online.
Edubox adalah perangkat server berukuran mini dengan performansi optimal untuk kebutuhan komputasi anda yang akan memberikan pengalaman mengajar (sekaligus ujian) yang tidak akan pernah dilupakan oleh siswa.
Edubox terdiri dari sebuah aplikasi USBK (Ujian Sekolah Berbasis Komputer) dan perangkat fisik berupa jaringan yang dapat disambungkan dengan lab komputer atau jaringan komputer (computer network) di sekolah. Perangkat keras yang sama dapat digunakan secara intranet di dalam kelas.
Aplikasi USBK (Ujian Sekolah Berbasis Komputer) dalam perangkat Edubox, tidak hanya dapat digunakan untuk ujian saja, yaitu ujian semester, ujian mata pelajaran, atau ujian sekolah. Perangkat ini juga dapat membantu guru dalam proses belajar-mengajar itu sendiri. Karena konten pembelajaran dapat disimpan di server atau cloud milik Pinisi, yang kemudian dapat diunduh oleh para siswa melalui perangkat laptop, smartphone, atau komputer masing-masing.
Ada dua produk dari Pinisi yang menyertakan aplikasi ujian berbasis komputer di dalamnya:
Edubox Smart Router, dan
Edubox Mini Server
Tentu saja aplikasi ini bukan aplikasi Ujian Nasional Berbasis Komputer
(UNBK). Namun aplikasi Pinisi ini dapat digunakan sebagai media latihan dalam
menghadapi UNBK.
Bagaimana menggunakan aplikasi USBK Pinisi? Berikut adalah panduan langkah
demi langkahnya:
Anda dapat
mengisi Nama Sekolah, Alamat Sekolah, dan nama Kepala Sekolah. Lalu kita isi kurikulum
yang digunakan. Bisa kurikulum 2006 atau 2013. Pada awalnya hanya terdapat satu
user. Dari sini, kita bisa menambahkan user-user yang lainnya. Tahun ajaran
bisa kita pilih sendiri. Dengan format 2017/18, 2018/19, dan seterusnya.
Cara
mendaftarkan kelas dimulai dari Jenjang Kelas. Aplikasi ini menyediakan pilihan
jenjang kelas dari tingkat I sampai tingkat XII. Sedangkan ruang kelas adalah
posisi ataupun urutan kelas, contohnya kelas X-1, X-2, X-A, X-B. Terakhir, kita
bisa memasukkan nama wali kelas ke dalam masing-masing kategori kelas.
Guru dapat
mengunggah data ke dalam sistem menggunakan file dengan format Excel. Tenang
saja, kami sudah menyediakan cetakan (template) yang dapat digunakan dengan
mudah. Sehingga pengisian data ke dalam cetakan tidak memakan waktu lama. Manfaatnya
adalah proses unggahan (uploading) dapat
dilakukan tanpa menghabiskan waktu dengan percuma.
Admin dapat
memasukkan (input) soal ujian atau mengunggah (upload) dari cetakan format Excel
yang sudah disediakan berdasarkan nama guru, jenjang kelas dan mata pelajaran
yang diampu.
Untuk menampilkan hasil ujian, aplikasi USBK (Ujian Sekolah Berbasis Komputer) Edubox dapat memperlihatkan nilai siswa berdasar semester, menurut kelas, atau per mata pelajaran dan memungkinkan untuk di-eksport ke format PDF, Excel maupun langsung dicetak (print) di atas kertas.
Pada menu
ini juga guru dapat membuat soal atau melakukan impor soal (lagi-lagi dari
cetakan berformat Excel) per mata pelajaran dan per jenis ujian.
Anda dapat memulai pembuatan ujian baru di aplikasi USBK (Ujian Sekolah Berbasis Komputer) ini dengan meng-klik tombol “Tambah Ujian”. Kemudian akan muncul form “Ujian Baru”. Silakan isikan nama ujian pada ujian anda yang baru. Pilih juga mata pelajarannya. Dalam contoh, adalah mata pelajaran Bahasa Indonesia. Cukup isi “Lama Ujian” dengan angka saja. Karena sudah diformat dalam satuan menit. Misalnya diisi 120 yang menandakan ujian akan berlangsung selama 120 menit.
Ada beberapa tipe ujian yang dapat dipilih dari menu Jenis Ujian. Guru
dapat membuat jenis ujian seperti ujian harian, ujian tengah semester (UTS), atau
ujian akhir semester (UAS).
Sebagai guru, Anda dapat melakukan pengacakan pada soal (melalui fitur “Acak Soal”) maupun pada jawaban (fitur “Acak Jawaban”). Mengenai nilai, bahkan dapat ditampilkan langsung segera setelah ujian selesai dilaksanakan; lewat fitur “Tampil Nilai Setelah Ujian”. Anda juga dapat memilih dan menentukan, apakah ujian tersebut akan direkap masuk ke dalam nilai (fitur “Masuk Rekap Nilai”). Apabila sudah selesai, silakan klik tombol “Buat Ujian”. Maka ujian Anda sudah jadi. Cukup mudah membuat ujian di aplikasi USBK (Ujian Sekolah Berbasis Komputer) Edubox, bukan?
Untuk mencegah ujian tidak tersebar sebelum atau
sesudah waktu yang diinginkan, kami menyediakan tombol switch untuk
mengaktifkan ujian.
User Baru
yang dimaksud di sini adalah mereka yang berperan dan bertugas sebagai: Guru,
Kepala Sekolah, atau Wali Kelas.
Pertama-tama,
kita lihat ada menu utama di sebelah kiri. Menu ini seringkali muncul; karena
itu kami menyebutnya menu utama. Terdapat beberapa menu sebagai berikut:
Beranda, Pengguna, Pelajaran, Tugas, dan Ujian. Untuk menambahkan user baru,
silakan klik tab “Pengguna”. Maka akan tampak “Daftar Pengguna” di halaman
besar. Di sisi kanan atas, kita bisa melihat tombol “Unduh Data” dan “Tambah
Pengguna”. Dengan mengklik tombol
terakhir, maka kita akan dapat menambahkan data dari user terbaru.
Apa saja
kolom yang harus diisi sebagai data dari user terbaru? Berikut adalah data
penting yang harus dimasukkan: NIK/NIP/NIS/NISN, Nama Lengkap, E-Mail, Role
(bisa dipilih antara “Guru”, “Kepala Sekolah” atau “Wali Kelas”), dan Foto.
Password wajib dimasukkan dua kali sebagai cara verifikasi. Klik “Buat
Pengguna” untuk menyimpan data user yang baru. Kemudian profil user yang baru
akan disimpan dan diperlihatkan di halaman selanjutnya. Di halaman inilah kita
bisa melakukan “Sunting Pengguna” dan “Ganti Password”.
Ujian untuk
perbaikan nilai dan jenis-jenis ujian yang lain. Untuk menghadapi ujian
tertentu (ujian nasional) maka guru juga dapat membuat jenis ujian latihan dari
menu Jenis Ujian.
Bentuk
penilaian: tugas, ulangan, praktik (offline), atau keterampilan. Pilih praktik
(offline). Langkah 1: judul. Klik berikutnya. 2. Pilih kelas. 3. Isi tugas dan
lampiran.
Untuk mengunduh data pengguna, yang harus dilakukan
pertama adalah mencari kelompok data yang ingin diunduh melalui kolom
pencarian. Apakah menurut NIK/NIP, Nama, Email atau Kelas. Misalkan kita ingin
mengambil basis data (database) kelas XI MIPA 2, maka kita pilih Kelas. Dari
database yang ditampilkan, kita lakukan copy pada “XI MIPA 2” lalu kita paste
di kolom pencarian, kemudian tekan Enter. Maka aplikasi akan memilah dan
menyajikan database siswa dari kelas XI MIPA 2.
Untuk memperoleh database tersebut dalam format Excel,
silakan klik tombol “Unduh Data” untuk mengunduh database tersebut.
Termasuk di antaranya adalah hasil ujian. Tidak hanya hasil ulangan saja, tetapi juga mengkompilasi hasil-hasil ujian sebelumnya, sehingga para guru tinggal mengunduh rapor pendidikan para siswa saja.
Mudah sekali melaksanakan ujian sekolah berbasis komputer, bukan? Sebab, segala proses ujian dapat kita lakukan dengan demikian mudah, otomatis, dan cepat.
Aplikasi USBK (Ujian Sekolah Berbasis Komputer) Edubox berada di dalam perangkat yang kami sebut sebagai Pinisi Edubox. Selain menyimpan aplikasi USBK (Ujian Sekolah Berbasis Komputer), di dalam Pinisi Edubox juga terdapat mini server. Komputer mini ini tidak hanya dapat digunakan untuk ujian saja, tetapi juga dapat digunakan sebagai alat bantu pengajaran di sekolah. Karena memiliki memori penyimpan sendiri, anda selaku guru dapat menyimpan materi pelajaran secara digital di dalam komputer server yang berukuran mini ini.
Untuk
keperluan KBM yang melibatkan lebih banyak materi dan siswa, sudah ada komputasi
awan (cloud computing) yang juga disediakan oleh tim Pinisi. Hal ini untuk
mengatasi kelemahan mini server yang memang memiliki keterbatasan kapasitas.
Dari menu utama di sisi
kiri, di mana terdapat beberapa pilihan menu: Beranda, Pengguna, Pelajaran,
Ujian dan Tugas, maka pilih dan klik tab Pelajaran untuk “Membuat Pelajaran” (Lesson). Caranya adalah sebagai berikut:
Pilih mata
pelajaran dari menu drop down yang muncul.
Kemudian, pilih
kelas untuk pelajaran tersebut.
Centang lintas
minat apabila pelajan dan kelas tersebut memang memenuhi syarat tersebut.
Pada kolom Guru
Mata Pelajaran, ketikkan satu atau beberapa huruf pertama dari nama guru, sehingga
muncul pilihan drop down yang memuat satu atau beberapa nama guru mata
pelajaran. Tentukan nama guru.
Klik tombol Buat
Pelajaran.
Maka akan muncul halaman
mata pelajaran untuk kelas yang baru dengan menu yang terdiri dari:
Ada dua cara untuk menambahkan siswa ke dalam mata pelajaran. Pertama adalah menambahkan nama dan NIS siswa secara manual. Kedua melalui daftar siswa yang sudah dibuat sebelumnya dan telah tersedia di dalam sistem.
Mulai dengan meng-klik menu pelajaran. Lalu pilih mata pelajaran yang akan ditambahkan siswanya. Sebagai contoh ada mata pelajaran bahasa indonesia. Mari coba cara manual dahulu. Yaitu menambahkan siswa dari data excel. Bisa kita copy-paste. Untuk format, sudah tersedia. Dari row selanjutnya, kita isikan nomor induk siswa lalu nama siswanya. Apabila semua list sudah masuk, anda bisa salin dengan sorot lalu klik kanan, lalu klik salin/copy kembali ke halaman data siswa, kita tempel (paste). Menekan tombol tambah. Apabila sudah selesai dengan data yang dimasukkan, bisa tekan simpan. Secara otomatis, maka siswa akan
Atau dari daftar siswa. Dari
siswa terdaftar.
Kita juga bisa menambah atau
memperpanjang daftar siswa. Jadi, siswa yang belum terdaftar, bisa kita
masukkan ke dalam daftar siswa.
Pinisi Edubox adalah aplikasi ujian sekolah berbasis komputer (USBK) dengan perangkat fisik yang dapat disambungkan ke jaringan komputer. Aplikasi Pinisi dapat digunakan untuk ujian, maupun proses belajar-mengajar.
Dengan
demikian, pekerjaan administratif para guru tetap terselesaikan, namun dalam
waktu sekejap mata saja. Diharapkan, keadaan ini akan memberikan kesempatan dan
waktu yang lebih luang bagi guru untuk dapat meningkatkan kualitas pengajaran
yang dapat dia berikan di depan kelas.
Kami mencari mitra reseller di seluruh Indonesia. Agar kita dapat menyelenggarakan ujian sekolah berbasis komputer di seluruh nusantara. Berminat? Silakan masukkan alamat email anda di kolom komentar.
Setiap permasalahan membutuhkan solusi dan inovasi untuk menyelesaikannya, dan peran ini selalu diambil oleh enterpreneur ataupun orang-orang yang mempunyai semangat enterpreneur (biasa disebut intrapeneur) dimanapun dan di posisi apapun dia berada. Tim Pinisi Edubox dengan semangat entrepreneurship yang dipunyai, merealisasikan solusi ujian dalam jaringan (daring, online). Tulisan ini akan membahas penggunaan aplikasi edubox untuk Uji Coba / Try Out UNBK.
Heboh-heboh persiapan Ujian Nasional Berbasis Komputer khususnya untuk tingkat SMP di kota Bandung memberikan insight baru bagi saya dan tim di Pinisi Edubox. Semula Edubox hanya kami persiapan untuk kebutuhan ujian harian, UAS, dan UTS, ternyata kemudian bisa dimanfaatkan untuk uji coba UNBK buat sekolah-sekolah yang sudah menyatakan kesiapan untuk ikut UN Berbasis Komputer.
Portfolio kami dalam menyelenggarakan uji coba UN Berbasis Komputer dapat dilihat di akun Instagram Pinisi: https://instagram.com/pinisiedubox/
Alhamdulillah beberapa sekolah penerima hibah CSR BJB-Edubox sudah bisa melaksanakan uji coba UNBK sehingga nantinya anak-anak sudah terbiasa pada saat ujian sebenarnya. Uji coba UNBK sebagai simulasi bagi para siswa, maupun guna mengujicoba kapasitas komputer server (peladen) dan jaringan yang menghubungkan dengan gawai (device) yang digunakan oleh para siswa. Idealnya, jumlah siswa peserta simulasi UNBK sama persis dengan jumlah siswa yang akan mengikuti UN Berbasis Komputer yang sebenarnya.
Kelebihan uji coba UNBK dengan menggunakan edubox adalah sekolah tidak perlu menyiapkan komputer, karena bisa dilaksanakan dari gadget anak-anak dan tentu saja tidak membutuhkan akses internet.
Khusus untuk sekolah-sekolah yang belum memiliki Edubox ingin mengadakan uji coba UN Berbasis Komputer tim kami bersedia datang untuk daerah Bandung Raya (Kota Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung).
Kami juga memiliki tim di wilayah Jawa Timur yang bisa membantu pelaksanaan uji coba UN Berbasis Komputer bersama alat Edubox.
Catatan:
CSR = Corporate Social Responsibility (tanggung jawab sosial perusahaan)