Lakukan Penilaian Hasil Belajar Siswa dengan wclass.id

Proses pendidikan yang dialami oleh siswa dapat diukur dengan beragam mekanisme, di antaranya berupa -tapi tidak terbatas pada-: ujian, tugas, ulangan harian, Penilaian Tengah Semester (PTS), Penilaian Akhir Semester (PAS), Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), portfolio, dan bentuk-bentuk penilaian lainnya.

Sekarang sudah ada wclass.id, sebuah aplikasi yang memudahkan guru dalam melakukan penilaian kepada para siswa di kelas. Mulai dari membuat soal, mendistribusikannya kepada siswa (secara digital), hingga memberikan skor atau nilai kepada masing-masing siswa.

Berikut ini adalah kelebihan aplikasi wclass.id untuk guru maupun siswa:

Akses Pengguna

Siswa dapat mengakses wclass.id melalui aplikasi mobile yang dapat diunduh di Google Play atau (Apple) App Store.

Sebuah sekolah dapat memiliki akses organisasi kepada aplikasi wclass.id dengan satu administrator di mana para guru sebagai user yang dinaungi oleh super admin tersebut.

Mudah Membuat Soal

Impor langsung (copy-paste) dari Microsoft Word atau tambahkan langsung di wclass.id.

Hemat Kuota

Dengan metode “Download & Go”, yaitu siswa mengunduh soal ke gawai smartphone lalu bisa mengerjakan secara offline tanpa harus khawatir tidak bisa terkoneksi.

Anti Mencontek

Siswa tidak bisa melakukan screenshot dan membuka aplikasi yang lain. Sehingga menurunkan kemungkinan dan kesempatan siswa untuk mencontek.

Lebih Tahu Kondisi Siswa

Absensi siswa dan monitoring kondisi harian memudahkan para guru untuk lebih mengetahui situasi para murid.

Demikian fitur-fitur aplikasi wclass.id yang sangat bermanfaat bagi para guru karena memberikan kemudahan dalam pelaksanaan asesmen para siswa.

Untuk mengetahui seperti apa tampilan wclass.id, bisa menyimak video berikut dari SMAN 19 Kota Bandung.

Larangan-Larangan Terkait Penggunaan Dana BOS

Program ini dirancang untuk membantu sekolah dalam memenuhi kebutuhan operasional mereka, termasuk pembelian buku pelajaran, perawatan gedung sekolah, pembayaran listrik dan air, serta kebutuhan administratif dan operasional lainnya.

Macam-Macam Dana BOS

Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) merupakan Dana BOSP untuk operasional Satuan Pendidikan dalam menyelenggarakan pendidikan dasar dan pendidikan menengah.

Biaya operasional sekolah misalnya administrasi kegiatan sekolah, penyediaan alat-alat pembelajaran, pembayaran honor, pengembangan perpustakaan, pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah dan lain-lain.

Terdapat 3 kategori Dana BOS berdasarkan mekanisme penyalurannya:

a) Dana BOS Reguler

Disalurkan dalam tiga tahap:

  • 30% pada tahap I paling cepat bulan Januari
  • 40% pada tahap II paling cepat bulan April
  • 30% pada tahap III paling cepat bulan September

b) Dana BOS Afirmasi

Disalurkan dalam satu tahap paling cepat bulan April.

c) Dana BOS Kinerja

Disalurkan dalam satu tahap paling cepat bulan April.

Larangan Penggunaan Dana BOS

Larangan peruntukan dana BOS tercantum dalam Pasal 12 Permendikbud Nomor 8 tahun 2020. Dalam pasal tersebut, setidaknya ada 14 larangan peruntukan dana BOS. 

  1. Disimpan dengan maksud dibungakan;
  2. Dipinjamkan kepada pihak lain;
  3. Membeli software/perangkat lunak untuk pelaporan keuangan BOS atau software sejenis;
  4. Membiayai kegiatan yang tidak menjadi prioritas sekolah, antara lain studi banding, tur studi (karya wisata), dan sejenisnya;
  5. Membayar iuran kegiatan yang diselenggarakan oleh UPTD kecamatan/kabupaten/kota/provinsi/pusat, atau pihak lainnya;
  6. Membayar bonus dan transportasi rutin untuk guru;
  7. Membiayai akomodasi untuk kegiatan yang diselenggarakan oleh
  8. Membeli pakaian/seragam/sepatu bagi guru/peserta didik untuk kepentingan pribadi (bukan inventaris sekolah);
  9. Digunakan untuk rehabilitasi sedang dan berat;
  10. Membangun gedung/ruangan baru, kecuali pada SD/SMP yang belum memiliki prasarana jamban/WC dan/atau kantin sehat;
  11. Membeli Lembar Kerja Siswa (LKS) dan bahan/peralatan yang tidak mendukung proses pembelajaran;
  12. Menanamkan saham;
  13. Membiayai kegiatan yang telah dibiayai dari sumber dana pemerintah pusat/pemerintah daerah atau sumber lainnya;
  14. Membiayai iuran dalam rangka upacara peringatan hari besar nasional, dan membiayai penyelenggaraan upacara/acara keagamaan; dan/atau
  15. Membiayai kegiatan dalam rangka mengikuti pelatihan/ sosialisasi/pendampingan terkait program BOS/perpajakan program BOS yang diselenggarakan lembaga di luar dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota dan/atau Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Larangan untuk Tim BOS Provinsi/Kabupaten/Kota

Sementara itu, tim BOS provinsi dan tim BOS kabupaten/kota tidak boleh melakukan pungutan dalam bentuk apa pun kepada sekolah, melakukan pemaksaan pembelian barang dan/atau jasa dalam pemanfaatan dana BOS Reguler, mendorong sekolah untuk melakukan pelanggaran terhadap ketentuan penggunaan dana BOS Reguler, dan bertindak menjadi distributor atau pengecer dalam proses pembelian, pengadaan buku, atau barang melalui dana BOS Reguler. 

Pengelola Dana BOS

Kepala sekolah adalah pemegang diskresi BOS dan juga yang paling tahu soal kondisi kelayakan guru honorernya. Kepala sekolah boleh dibantu oleh satu orang bendahara sekolah. Untuk itulah kenapa dana BOS ini, baik yang reguler maupun kinerja disalurkan langsung dari rekening kas umum negara ke rekening sekolah.

Dana BOS dikelola oleh tiga kementerian, yaitu

  • Kementerian Keuangan bertanggungjawab penyaluran anggaran ke pemerintah daerah,
  • Kementerian Dalam Negeri bertanggungjawab atas pengelolaan dan pertanggungjawaban penggunaan anggaran, dan
  • Kementerian Pendidikan bertanggungjawab terhadap peruntukan/penggunaan anggaran.

Mengenai Honor Bendarahara BOS

Apakah ada honor untuk mereka yang mengelola, atau bisa kita sebut bendahara untuk dana BOS?

Jawabannya, iya ada.

Penerimaan honor pengelolaan dana BOS oleh Aparatur Sipil Negara (ASN) berpotensi melanggar Permendikbud Nomor 8 Tahun 2020. Berdasar Permendikbud tersebut, honor pengelolaan dana BOS hanya boleh diterima oleh mereka yang bukan merupakan ASN.

Pada Permendikbud Nomor 3 tahun 2019 MEMANG membolehkan pengelola dana BOS mendapatkan honor tanpa kecuali. Sedangkan pada Permendikbud Nomor 8 Tahun 2020, honor HANYA diperuntukkan pengelola dana BOS non ASN.

Referensi:

Ujian Online di PAFI: Solusi Modern untuk Asesmen Profesional

PAFI, atau Persatuan Ahli Farmasi Indonesia, adalah wadah yang menghimpun semua tenaga yang berkarya di bidang farmasi. Organisasi ini melibatkan berbagai profesional farmasi, termasuk asisten apoteker yang bekerja di apotek rumah sakit, apotek komunitas, pabrik farmasi, laboratorium diagnostik, laboratorium di perguruan tinggi farmasi, dan lembaga riset farmasi. Mengingat luasnya cakupan profesi yang terlibat, PAFI memiliki kebutuhan yang besar untuk melaksanakan asesmen dan ujian bagi anggotanya secara efektif dan efisien.

Dengan mengadopsi sistem ujian online, PAFI dapat mengatasi berbagai tantangan yang muncul dalam pelaksanaan ujian konvensional. Pertama, ujian online memungkinkan pelaksanaan ujian tanpa batasan geografis. Anggota PAFI yang tersebar di berbagai wilayah dapat mengikuti ujian dari lokasi masing-masing, tanpa perlu berkumpul di satu tempat. Hal ini sangat menghemat waktu dan biaya perjalanan, serta mengurangi gangguan pada aktivitas kerja sehari-hari.

Kedua, ujian online dapat meningkatkan fleksibilitas waktu pelaksanaan. Sistem ini memungkinkan ujian dilaksanakan pada waktu yang berbeda sesuai dengan jadwal peserta, tanpa perlu menunggu jadwal ujian yang seragam. Dengan demikian, anggota PAFI dapat mengatur waktu ujian sesuai dengan kesibukan dan ketersediaan mereka, tanpa harus mengorbankan kegiatan profesional mereka.

Selain itu, ujian online juga menawarkan kemudahan dalam pengelolaan dan penilaian hasil ujian. Sistem digital memungkinkan otomatisasi berbagai proses, mulai dari distribusi soal ujian, pengumpulan jawaban, hingga penilaian dan pelaporan hasil. Hal ini tidak hanya mengurangi beban administrasi, tetapi juga meningkatkan akurasi dan kecepatan penilaian. Dengan sistem ini, anggota PAFI dapat segera mengetahui hasil ujian mereka, memungkinkan mereka untuk segera mengambil langkah berikutnya dalam pengembangan karir mereka.

Di sisi lain, keamanan dan integritas ujian online juga dapat dijamin dengan teknologi yang tepat. Penggunaan sistem verifikasi identitas, pengawasan melalui kamera, serta enkripsi data dapat memastikan bahwa ujian dilaksanakan secara adil dan hasilnya dapat dipercaya. PAFI dapat memastikan bahwa setiap anggotanya diuji dengan standar yang sama, menjaga kredibilitas dan profesionalisme dalam bidang farmasi.

Dengan berbagai manfaat yang ditawarkan, ujian online merupakan solusi modern yang sangat sesuai untuk organisasi profesional seperti PAFI. Melalui adopsi teknologi ini, PAFI dapat terus meningkatkan kualitas dan efisiensi pelaksanaan asesmen, mendukung pengembangan profesional anggotanya, serta berkontribusi pada kemajuan bidang farmasi di Indonesia. Ujian online adalah langkah maju yang tidak hanya memudahkan pelaksanaan ujian, tetapi juga membawa PAFI selangkah lebih dekat menuju masa depan yang lebih digital dan terintegrasi.

Di Kabupaten Labuhan Batu, Sumatra Utara, PAFI (pafilabuhanbatu.org) telah aktif mendorong penggunaan teknologi dalam berbagai kegiatan profesionalnya. Dengan melaksanakan ujian online, PAFI Labuhan Batu (pafilabuhanbatu.org) berhasil memberikan akses yang lebih mudah bagi para anggotanya untuk mengikuti berbagai sertifikasi dan pelatihan. Ini tidak hanya meningkatkan kompetensi para asisten apoteker di daerah tersebut, tetapi juga memastikan bahwa mereka dapat terus beradaptasi dengan perkembangan terbaru dalam ilmu farmasi. Inisiatif ini menunjukkan komitmen PAFI Labuhan Batu dalam mendukung peningkatan kualitas layanan farmasi di daerahnya dan berkontribusi pada kesehatan masyarakat secara keseluruhan.

Mitsubishi Expander untuk Sekolah: Mobil yang Praktis dan Nyaman untuk Kebutuhan Pendidikan

Mitsubishi Expander adalah mobil yang dirancang untuk memberikan kenyamanan dan kepraktisan bagi penggunanya, termasuk untuk kebutuhan pendidikan seperti sekolah. Mobil ini cocok untuk digunakan sebagai kendaraan untuk mengantar dan menjemput anak-anak ke dan dari sekolah. Karena memiliki berbagai fitur yang menjamin keamanan anak-anak dan membuat perjalanan menjadi lebih nyaman.

Fitur-Fitur

Kapasitas yang Cukup untuk Anak-Anak dan Perlengkapannya

Tipe ini memiliki kapasitas yang besar untuk menampung anak-anak dan perlengkapan sekolah mereka. Merek ini dapat menampung hingga 7 penumpang dengan ruang kabin yang luas dan kursi yang empuk. Mobil ini juga dilengkapi dengan fitur tambahan, seperti tempat penyimpanan yang luas, rak atap, dan kursi yang dapat dilipat untuk menyimpan barang bawaan yang lebih banyak.

Fitur Keamanan yang Baik

Mitsubishi Expander juga dilengkapi dengan fitur keamanan yang baik untuk melindungi anak-anak saat berada di dalam mobil. Mobil ini memiliki rem ABS, kontrol stabilitas elektronik, kamera belakang, sensor parkir, dan rem tangan elektronik. Mitsubishi Expander juga memiliki airbag depan dan samping untuk melindungi penumpang dari benturan saat terjadi kecelakaan.

Konsumsi Bahan Bakar yang Efisien

Mitsubishi Expander juga memiliki konsumsi bahan bakar yang efisien, sehingga dapat membantu menghemat biaya bahan bakar Anda. Mobil ini dilengkapi dengan mesin 1,5 liter dengan teknologi MIVEC, yang memberikan tenaga yang cukup untuk membawa siswa setiap pergi dan pulang sekolah, namun tetap efisien dalam penggunaan bahan bakar.

Kesimpulan

Mitsubishi Expander adalah mobil yang praktis dan nyaman untuk kebutuhan pendidikan seperti sekolah. Mobil ini memiliki kapasitas yang besar untuk menampung anak-anak dan perlengkapan mereka, serta fitur keamanan yang baik dan konsumsi bahan bakar yang efisien. Dengan fitur-fitur yang lengkap, Mitsubishi Expander menjadi salah satu pilihan mobil yang tepat untuk keluarga yang membutuhkan mobil untuk kebutuhan sekolah.

Guru Komputer dan Peran Pentingnya dalam Ujian Online

Pada tahun 2014 lalu seorang menteri bertanya pada netizen, “kalau internetnya cepat mau dipakai buat apa?” Pertanyaan tersebut dilontarkan Tifatul Sembiring di platform media sosial Twitter. Netizen pun terpicu dan merespon. Respon yang diberikan beragam. Ada yang merespon dengan serius, ada juga yang merespon dengan kesal, ada juga yang membalas dengan kelakar.

Siapa sangka, saat ini koneksi internet yang cepat betul-betul diperlukan, terutama saat ujian nasional dilaksanakan. Sistem ujian online diperkenalkan pada 2015, pada era menteri pendidikan Anies Baswedan. Sistem ujian online mengubah banyak hal di lingkungan sekolah. Ruang komputer yang biasanya jarang digunakan, saat ini menjadi salah satu ruangan yang jadi sorotan. Sarana dan prasarana penunjang ujian pun turut disediakan.

Jumlah komputer yang sedianya hanya puluhan unit, bisa bertambah hingga berkali-kali lipat. Jaringan internet berkecepatan tinggi juga disediakan. Perubahan besar-besaran tersebut diharapkan dapat mengakomodasi seluruh siswa untuk melaksanakan ujian secara online. Setidaknya, seluruh siswa dapat melaksanakan ujian dalam dua atau tiga sesi saja. Bahkan, ada juga sekolah yang dititipi siswa dari sekolah lain, lantaran kondisi di sekolah tempat siswa tersebut berasal tak memadai untuk melaksanakan ujian secara online.    

Bertambahnya unit-unit komputer berimbas pada penambahan jumlah ruang komputer. Tak hanya itu, posisi penanggung jawab setiap ruangan pun tentu saja harus diisi. Petugas ruang komputer atau guru komputer yang biasanya hanya diisi oleh satu orang tentu harus ditambah. Terbukalah lapangan pekerjaan di sekolah negeri maupun swasta.

Siswa Harus Siap Hadapi Ujian Online

Mata pelajaran komputer yang dulunya dianggap sebagai pelengkap, kini tak bisa lagi dianggap enteng. Seluruh siswa harus dapat mengoperasikan komputer dengan baik. Hal tersebut mungkin biasa bagi siswa yang berada di kawasan perkotaan. Namun, bagi siswa-siswa yang berada di pelosok keterampilan menggunakan komputer jadi persoalan tersendiri. Keberadaan pengajar komputer jadi kian terasa pentingnya. Pasalnya, sistem ujian online diterapkan secara merata di seluruh nusantara.

Kondisi tersebut membuat siswa harus membiasakan diri dengan sistem ujian online, terlepas bagaimanapun kondisi dan latar belakang siswa. Oleh karena itu, selain harus terbiasa menggunakan komputer, siswa diharapkan juga terbiasa untuk mengerjakan ujian secara online. Siswa setidaknya sudah terbiasa mengerjakan ujian online sejak jauh-jauh hari sebelum pelaksanaan ujian. Dengan demikian, tak perlu terjadi kegagapan yang berakibat siswa tak mampu mengerjakan ujian.

Agar ujian yang dilakukan secara online berlangsung dengan baik, fasilitas penunjang pun mesti memadai. Pasokan listrik yang stabil merupakan kebutuhan yang tak bisa ditawar, begitu juga dengan akses terhadap jaringan internet berkecepatan tinggi. Kondisi komputer yang digunakan pun harus prima. Salah satu saja komponen tersebut tidak terpenuhi, maka ujian online tak bisa dilaksanakan.

Selain sarana dan prasarana yang mendukung, siswa juga perlu dihadapkan dengan simulasi ujian online. Di sini peran guru komputer juga bisa dimaksimalkan. Guru komputer tak hanya berperan sebagai operator simulasi ujian, tetapi juga sekaligus sebagai korektor. Jika dilaksanakan dengan baik, pada simulasi ujian juga terpetakan masalah-masalah yang mungkin terjadi saat ujian online berlangsung. Sehingga, pada saat pelaksanaan ujian online masalah yang ada dapat dicegah. Kalaupun tetap terjadi, masalah dapat ditanggulangi dengan cepat.

Jika guru menggunakan Pinisi Edubox 4.0 saat mempersiapkan ujian, guru komputer dapat dilibatkan juga untuk mengatur jaringan dan sarana lain yang diperlukan dalam pelaksanaan simulasi ujian.  

Di akhir simulasi, guru komputer dapat segera menyediakan database nilai siswa. Database nilai siswa dapat diberikan pada guru mata pelajaran yang bersangkutan, sehingga guru bisa mengevaluasi kemampuan siswanya. Bahkan, database nilai dapat dibuat lebih detail jika diperlukan untuk mengetahui tipe-tipe soal yang jadi kendala bagi para siswa.

Peran Krusial Guru Komputer dalam Pelaksanaan Ujian Online

Pada saat ujian berlangsung, keberadaan guru komputer jadi makin krusial. Terutama saat siswa mengalami kendala teknis dalam mengerjakan ujian. Masalah yang terjadi harus bisa diselesaikan dengan cepat. Pasalnya, apapun yang terjadi pada saat ujian online sudah dimulai maka waktu akan terus bergulir. Oleh karena itu, guru komputer yang bertugas harus sigap untuk segera menindaklanjuti masalah yang terjadi.   

Peralatan pendukung seperti genset harus disiapkan, untuk mengantisipasi padamnya listrik. Begitu pula dengan modem cadangan untuk berjaga-jaga, apabila jaringan internet sedang mengalami gangguan. Bahkan, komputer cadangan pun mesti tersedia jika komputer yang sedang digunakan bermasalah.Berkembangnya teknologi, serta perubahan pada sistem ujian menjadi berkah tersendiri bagi para guru komputer. Mereka yang dulunya kerap terabaikan, kini memegang peranan penting dalam pelaksanaan ujian online. Tanpa kehadiran guru komputer, ujian online akan terasa makin menegangkan, karena kendala teknis bisa terjadi sewaktu-waktu. Oleh karena itu, patutlah guru komputer mendapatkan apresiasi sebagaimana mestinya atas perannya dalam kelancaran ujian online baik saat persiapan maupun saat pelaksanaan.

Menjadi Guru yang Dicintai Murid

Masa-masa di sekolah merupakan masa yang penuh warna. Setiap orang ada cerita tersendiri, baik soal akademik, percintaan, hingga petualangan mendebarkan. Tak jarang, setelah diingat-ingat lagi cerita-cerita tersebut malah cocok untuk dijadikan bahan open mic saat stand up, saking tak masuk akalnya. Tak jarang kisah-kisah kenangan selama di sekolah juga melibatkan guru, baik guru yang sangat dihormati atau guru yang berlabel guru killer. Semua punya tempat di dalam sanubari.

Membicarakan guru di SMA, penulis punya kenangan tersendiri pada seorang guru killer yang justru dicintai murid-muridnya, tak terkecuali murid-murid bengalnya. Sebut saja namanya Ibu Rahayu, guru kimia yang mengajar di sekolah dan juga tutor di lembaga bimbingan belajar. Saking cintanya murid-muridnya, pernah saat kakak kelas penulis sedang terlibat aksi tawuran, mendadak pamit untuk kembali ke sekolah, lantaran sedang ada jam pelajaran Ibu Rahayu. Rekan-rekan yang lain pun sudah mafhum dan membiarkan beberapa personil berkurang selama beberapa waktu. Usai pelajaran Ibu Rahayu, siswa yang tadi kembali ke sekolah sudah kembali ke arena tawuran.

Ibu Rahayu ini memang unik. Gaya bicaranya cenderung ceplas-ceplos tidak tertata selayaknya seorang guru pada umumnya. Tak hanya gaya bicara yang sekenanya, saat menegur siswa yang melanggar ketertiban, suara beliau sangatlah lantang. Tapi, meski demikian beliau tetap guru yang dicintai dan disayangi murid-muridnya. Dari generasi ke generasi sosok beliau masih kerap diceritakan, selayaknya urban legend.

Mengajar dengan Baik

Tentu saja, kecintaan para murid bukanlah tanpa alasan. Di balik sikap dan gaya bicara yang cenderung slengean, beliau adalah guru yang mengajar dengan sangat baik. Cara mengajarnya lugas, tidak bertele-tele, straight to the point. Sehingga, tanpa mencontek sekalipun nilai kimia yang didapat murid-muridnya termasuk tinggi. Bahkan, nilai yang tinggi tersebut didapat saat materi dengan tingkat kesulitan yang tinggi. Lagipula, siapa murid yang berniat untuk mencontek jika sang guru dengan reputasi sedemikian hadir di hadapan mereka. Lama-kelamaan para murid justru terbiasa dengan kehadiran beliau.

Belajar dengan beliau pun rasanya tak pernah membosankan. Ada saja tingkah dan ucapannya yang membuat seisi kelas terpingkal-pingkal. Seperti momen membangunkan murid yang tertidur di kelas. Meskipun marah, beliau masih mengijinkan murid tersebut untuk tetap di kelas dan mengikuti pelajarannya. Saat ini, murid yang beliau gertak di kelas tersebut bekerja BUMN yang bergerak di bidang perminyakan. Selain itu, pernah juga sang guru mengumpulkan murid-muridnya untuk berkumpul di lapangan sekolah untuk menerima pelajaran dari beliau. Di bawah naungan pohon rindang, kami diajarkan untuk mengingat hafalan, dengan jembatan keledainya. Belasan tahun berlalu, materi tersebut masih belum hilang dari ingatan.

Mengajar Sepenuh Hati

Tak hanya jago soal mengajar, Ibu Rahayu betul-betul mendengarkan suara hati muridnya. Pernah beliau menawarkan murid-muridnya kelas tambahan secara cuma-cuma. Hal tersebut beliau lakukan setelah mengetahui ada beberapa murid yang tak mampu secara ekonomi untuk mengikuti les, baik les secara pribadi maupun di lembaga bimbingan belajar. Syarat yang beliau berikan sederhana saja, beliau akan mengajar siapa saja yang bersedia datang pukul 6 pagi ke sekolah. Meski hanya 1 orang yang datang, beliau akan tetap mengajar sepenuh hati. Siapa murid yang tak luluh dengan perhatian yang sedemikian besar.

Tak jarang beliau pun memberikan buku paket pada murid yang ia tahu tak sanggup membelinya. Daripada melihat sang murid mengkopi bukunya, ia lebih baik memberi bukunya langsung. Penerbit pun memberi beberapa eksemplar tambahan biasanya, begitu pikirnya. Beliau hanya ingin muridnya dapat pengalaman yang sama saat membaca buku, dan menerima pengajarannya.

Entah beliau sadari atau tidak, apa yang telah beliau lakukan selama puluhan tahun tersebut menjadi kenangan tersendiri bagi murid-muridnya. Dari luar beliau tampak seperti guru yang galak atau bahkan guru killer. Tapi, yang murid-murid tahu, beliau adalah guru yang penyayang. Ibu Rahayu dengan bahasanya yang blak-blakan menihilkan jarak dengan murid-muridnya.

Ketekunannya dalam mengajar, membuat murid-muridnya begitu termotivasi dalam belajar. Ibu Rahayu pun mendampingi perkembangan murid-muridnya baik di dalam, maupun di luar kelas. Murid-murid pun bersedia belajar lebih lama bersamanya, di kelas bimbingan belajar, di rumahnya, atau di kelas tambahan. Petuah-petuahnya pun telah mengisi relung hati.

Banyak orang bisa menjadi guru, baik secara formal maupun non-formal. Melalui jalur pendidikan keguruan, atau langsung terjun ke lapangan. Seperti rekan-rekan yang menjadi relawan pendidikan di seantero nusantara. Namun, guru yang baik adalah guru yang tak terlupakan. Mereka biasanya yang jadi sangat dekat dengan muridnya. Guru yang baik selayaknya kakak, ayah, atau ibu bagi murid-muridnya. Tak hanya membawakan pelajaran dengan baik, tetapi juga nyaman untuk menyampaikan segala keluh kesah.

Untuk anda yang sedang berjuang untuk menjadi guru yang baik, anda bisa memulainya dengan kesungguhan dalam mengajar. Selain itu, anda bisa meluangkan waktu sejenak, untuk mendengarkan murid-murid anda. Tak perlu pusingkan soal-soal ujian, biar Pinisi Edubox 4.0 yang memikirkannya untuk anda.

Menjaga Kredibilitas Ujian Online dengan Pinisi Edubox 4.0

Bagi pelajar, ujian terkadang jadi hal yang sangat menakutkan. Mental yang tidak siap, tekanan dari orang-orang sekitar, dan terbukanya kesempatan jadi alasan untuk berbuat kecurangan. Terlebih di saat semua ujian di sekolah harus dilakukan secara online tanpa pengawasan yang ketat. Pelajar yang sudah mempersiapkan diri tentu tak ada masalah bagaimanapun cara ujiannya. Namun, lain halnya dengan mereka yang tidak siap untuk menghadapi ujian dengan berbagai alasan.

Kecurangan dalam Ujian Online

Salah satu pembenaran yang dipakai siswa untuk berbuat curang adalah pelajar tak mengerti materi yang disampaikan gurunya secara online. Sementara, tak ada kesempatan bagi pelajar tersebut untuk mendapatkan pelajaran tambahan. Baik karena kendala dari segi biaya maupun keterbatasan untuk bertatap muka. Selain itu, bagi pelajar yang terbiasa belajar berkelompok pun akan kesulitan karena terbatasnya kesempatan untuk bersama-sama. Setidaknya di awal-awal masa pandemi, saat kondisi masih serba tak menentu dan masyarakat dilanda kepanikan.

Keleluasaan untuk menggunakan gadget pun tak disia-siakan oleh pelajar yang berniat curang karena terbukanya kesempatan. Lemahnya pengawasan dari pengajar semakin meningkatkan motivasi untuk berbuat curang. Kecurangan dapat dilakukan dengan berbagai cara. Cara yang paling praktis tentu saja dengan menggunakan mesin pencari (search engine) yang diakses melalui browser. Khusus untuk soal matematika, kini sudah tersedia juga berbagai aplikasi dan software yang sedianya dibuat sebagai alat untuk belajar.

Di sisi lain, sebagian guru sudah menurunkan bobot soal yang diberikan. Hal tersebut dilakukan untuk menjaga supaya nilai ujian anak didiknya tak terlampau rendah. Tak hanya itu, soal dengan tingkat kesulitan yang relatif rendah diberikan sebagai kompensasi terhadap sulitnya guru menerangkan materi pada siswa. Meski berpotensi dapat menurunkan kualitas peserta didik yang dihasilkan, cara tersebut dipandang tetap perlu dilakukan. Pasalnya, jika nilai ujian siswa terlalu rendah maka guru yang akan menjadi sorotan. Kualitas guru pun akan dipertanyakan. Di sinilah posisi guru menjadi dilematis. Meski demikian, kemudahan yang diberikan tetap saja tak membuat setiap siswa siap menghadapi ujian.

Apapun alasannya, tetap saja mencontek atau melakukan kecurangan lain bukanlah perbuatan yang dapat dibenarkan. Dampaknya bisa dirasakan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Mencontek bisa membuat berkurangnya rasa bersalah saat berbuat curang. Tak hanya itu, adrenalin yang terpacu saat mencontek bisa menimbulkan sensasi ketagihan. Belum lagi rasa senang akibat mendapat nilai bagus, mendapat pujian, dan semacamnya.

Pinisi Edubox 4.0 Sebagai Solusi Ujian Online

Turunnya bobot soal dan berbagai modus kecurangan yang dilakukan pelajar membuat kredibilitas ujian online dipertanyakan. Meski demikian, ujian secara online saat ini sudah beranjak menjadi kebutuhan primer dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu, yang perlu dilakukan adalah membenahi penyelenggaraan ujian online. Karena, bagaimanapun juga baik pelajar maupun pengajar bisa sama-sama diuntungkan dengan sistem ujian secara online.

Bagi pelajar, sistem ujian online dapat memudahkan pengerjaan soal. Selain itu, jika sistem koreksi dilakukan secara real time, pelajar dapat segera mengetahui kesalahan pada jawabannya dan bisa menggunakannya sebagai bahan untuk evaluasi. Dengan demikian, pelajar dapat mempersiapkan ujian berikutnya dengan lebih baik. 

Sementara itu, ujian online tentu memudahkan pengajar sejak fase persiapan, koreksi, hingga distribusi nilai. Sebelum ujian, pengajar tentu perlu menyiapkan soal-soal yang akan diujikan. Pada umumnya, soal yang diberikan merupakan soal essay atau pilihan ganda. 

Untuk mencegah kecurangan dalam ujian, pengajar bisa saja menyiapkan beberapa set soal. Namun, hal tersebut jarang dilakukan karena keterbatasan waktu persiapan. Tak hanya itu, untuk mengoreksi soal yang terdiri dari beberapa set juga menguras energi dan daya konsentrasi. Tak heran jika banyak pengajar memilih untuk tidak menggunakan metode tersebut. Namun, jika pengajar memanfaatkan Pinisi Edubox 4.0, persiapan ujian menjadi lebih mudah. Pasalnya, sudah ada ribuan soal yang tersedia untuk setiap bab. Tentu saja soal-soal yang terdapat dalam Pinisi Edubox 4.0 sudah dilengkapi kunci jawaban. Adanya fitur tersebut tentu memudahkan pengajar dalam mempersiapkan ujian bagi peserta didiknya.

Pada saat ujian online berlangsung, setiap pelajar mendapatkan soal yang acak dengan bobot soal yang setara. Acaknya soal yang diberikan pada pelajar mempersempit ruang gerak pelajar untuk bekerjasama dalam ujian online. Akibatnya, pelajar harus bisa mengerjakan sendiri ujian online, tanpa bantuan orang lain. Selain itu, pelajar juga tak bisa membuka aplikasi lain saat ujian berlangsung. Pasalnya, saat pelajar membuka aplikasi lain saat ujian berlangsung, aplikasi Pinisi Edubox 4.0 akan terkunci. Untuk membuka kembali akses ujian online, pelajar memerlukan kode akses dari pengajar atau pengawas ujian. Semakin minimnya peluang berbuat curang membuat kredibilitas ujian online tetap terjaga. Di akhir ujian, peserta ujian online dengan aplikasi Pinisi Edubox 4.0 dapat langsung mengetahui hasil akhir yang mereka dapatkan. Bahkan, rekapitulasi nilai pun sudah berlangsung secara otomatis. Kemudahan tersebut dapat membantu pengajar untuk lebih fokus pada penyampaian materi. Pelajar pun tak lagi memiliki alasan untuk berbuat curang yang disebabkan oleh kurang jelasnya materi yang disampaikan pengajar.   

Sediakan Fitur Anti Menyontek, Edubox 4.0 Siap Jaga Integritas Siswa Indonesia

Kau duduk bersebelahan dengan murid teladan

kau anggap itu satu kesempatan

Matamu gerak kiri dan kanan tak mau diam

ngintip hasil jawaban (mencontek mencontek teman)

Mencontek, P-Project, 1996

Penggalan lagu di atas, merupakan sorotan terhadap fenomena menyontek yang marak terjadi di lingkungan sekolah juga kampus. Sudah berlalu seperempat abad, fenomena tersebut masih relevan dengan kondisi di masa sekarang. Teknologi berkembang, cara menyontek pun turut berkembang.

Perilaku menyontek merupakan salah satu bentuk dari kecurangan akademis. Dalam skala kecil, menyontek dilakukan secara mandiri, misal dengan membuka buku, catatan, atau contekan yang dikemas sedemikian rupa. Perilaku lainnya adalah dengan mengintip atau melihat jawaban milik rekan. Menyontek bisa saja dilakukan dengan mandiri ataupun dengan bekerja sama. Modusnya bermacam-macam, bertukar jawaban lewat secarik kertas, bahkan bertukar lembar jawaban.

Penyebab Menyontek

Meski beresiko ketahuan dan mendapat hukuman, perbuatan curang tersebut tetap banyak terjadi. Celakanya, resiko yang ada malah justru menambah motivasi lantaran memacu adrenalin para pelakunya. Mirisnya, terkadang oknum guru pun terkadang melakukan pembiaran. Pasalnya, saat ini nilai siswa juga menjadi tolok ukur penilaian kinerja guru juga. Nilai siswa yang jeblok bisa berarti jeblok juga kinerja guru. Lebih jauh lagi, nilai yang diperoleh siswa menjadi standar reputasi sekolah. Terutama saat nilai ujian nasional masih jadi penentu reputasi sekolah. Tak heran jika oknum guru malah terlibat dalam kecurangan akademis tersebut. Menyontek pun dilakukan secara masif, sistematis, dan terstruktur.

Ada beberapa alasan pelajar melakukan kecurangan akademis. Sebagian di antaranya merupakan motif yang berlatar belakang faktor eksternal. Persaingan dengan teman, takut dimarahi orang tua, ingin mendapat pujian, atau sekedar mengindari remidial. Sepintas, problem tersebut tampak sederhana. Namun, kecurangan yang terus-menerus dilakukan lambat laun akan tercermin pada karakter pelajar tersebut. Sayangnya, karakter yang dihasilkan dari kecurangan bukanlah karakter yang baik. Tidak jujur, ambisius, manipulatif, merupakan watak yang dihasilkan dari proses yang tidak jujur. Selain itu, siswa tidak terbiasa memecahkan masalah dengan proses yang baik dan benar. Akibatnya, saat menghadapi persoalan di luar urusan akademis, pelajar mengalami kesulitan memecahkan masalah yang ada.

Menyontek, Perbuatan Sederhana Berakibat Luar Biasa

Karakter tidak jujur yang terbawa hingga usia dewasa, bisa berakibat fatal. Seperti kepak sayap kupu-kupu yang menghasilkan badai, perilaku sepele seperti menyontek bisa berakibat pada rusaknya moral. Bahkan, beberapa rektor di Indonesia tersandung kasus plagiarisme. Pimpinan yang seharusnya menjadi suri tauladan, justru berbuat cela. Belum lagi kalau membahas kasus korupsi yang jumlahnya sudah mencapai ribuan.  

Oleh karena itu, tugas pendidik sangat luar biasa. Bukan hanya sekedar menyampaikan materi pelajaran, lebih dari itu pendidik juga dituntut mampu menjadi guru yang bisa digugu dan ditiru. Digugu dapat dimaknai sebagai integritas, dan ditiru dapat dimaknai sebagai bisa dijadikan panutan. Guru jadi mesti jadi garda terdepan untuk mencegah perilaku curang, bukan malah memperlancar terjadinya kecurangan.

Sayangnya, di saat pandemi semuanya menjadi serba sulit. Pembelajaran dan ulangan yang biasanya dilakukan secara tatap muka dilakukan secara online. Karena siswa dan guru tidak berada di ruangan yang sama. Akibatnya siswa leluasa berbuat kecurangan dengan berbagai cara. Karena tidak semua guru menguasai teknologi untuk mengawasi siswa secara online. Minimnya pembekalan bagi para guru membuat mereka kesulitan beradaptasi dengan sistem yang serba online. Kesulitan bukan hanya terjadi saat mengawasi ulangan, tetapi juga saat menyampaikan materi. Hal tersebut juga menjadi alasan siswa melakukan kecurangan.

Edubox 4.0 Hadir Sebagai Solusi Masalah Pendidikan

Oleh karena itu, saat ini guru membutuhkan alat bantu untuk menyampaikan pembelajaran. Pembelajaran yang efektif, setidaknya bisa mengurangi motif pelajar untuk menyontek atau berbuat kecurangan. Sehingga, guru bisa lebih fokus dalam menyiapkan materi pembelajaran. Selain itu, guru akan terbantu jika ada aplikasi pembuat soal online, seperti fitur yang ada pada Edubox 4.0.

Dengan Edubox Indonesia, ujian bisa menjadi lebih efisien. Karena, guru tak lagi perlu menyiapkan soal untuk ujian. Ribuan soal dari bank soal Edubox 4.0 bisa dimanfaatkan untuk membuat ujian dengan sistem online. Tak hanya itu, resiko kecurangan ujian pun bisa ditekan, lantaran tiap siswa akan mendapatkan set soal yang berbeda saat pengerjaan ujian.

Baca juga: Cara Membuat Soal di Edubox.

Pada saat pengerjaan ujian, siswa juga tak bisa menggunakan gadget mereka untuk mencari jawaban dengan mesin pencari. Bahkan, bisa saja gadget milik siswa diatur agar tak perlu terkoneksi dengan internet melainkan cukup dengan intranet saja. Kalaupun siswa nekat membuka aplikasi lain, seperti browser, maka aplikasi ujian yang sedang dikerjakan akan terkunci secara otomatis. Sementara untuk mengakses kembali soal ujian, siswa perlu kode akses dari gadget milik guru.

Setelah ujian yang dilakukan secara online, jawaban siswa akan dicek otomatis oleh sistem. Sehingga, guru tak lagi perlu memeriksa ujian siswa yang jumlahnya bisa mencapai ratusan. Tentu saja, hal tersebut baru bisa dipakai pada soal ujian online dengan sistem pilihan ganda. Bagaimanapun juga, zaman terus berubah. Manusia dan teknologi senantiasa berkembang setiap saat. Meski demikian, nilai-nilai luhur seperti kejujuran dan integritas harus tetap dijaga. Karena, tanpa moral dan kecakapan yang baik, kemajuan teknologi menjadi tak berarti. Menjaga integritas, bisa dimulai sejak dini dengan membiasakan siswa jujur dalam mengerjakan ujian.

Ujian Nasional Ditiadakan, Edubox Dukung Guru Siapkan Ujian Sekolah

Kehadiran pandemi covid-19 memberikan dampak yang berarti bagi sistem pendidikan di Indonesia. Ditiadakannya proses pembelajaran tatap muka membuat seluruh pihak yang terlibat dalam proses belajar mengajar harus menyesuaikan dengan cepat. Guru-guru harus mengajar secara online, baik dari rumah maupun dari sekolah, tanpa kehadiran siswa secara fisik. Wajah para siswa yang biasanya tampak langsung di hadapan guru, berganti dengan wajah-wajah di dalam layar monitor. Smartphone atau komputer mutlak jadi kebutuhan primer siswa.

Meski diiringi beragam pro dan kontra, sistem pembelajaran online tetap harus ditempuh, terutama selama pandemi. Pemerintah melalui Menteri Pendidikan, Nadiem Makarim, mengambil langkah darurat, termasuk dengan meniadakan Ujian Nasional sebagai syarat kelulusan siswa. Tak hanya itu, Menteri Pendidikan juga menginstruksikan agar sekolah dan kampus mengadakan kegiatan belajar secara online.

Tak hanya kegiatan belajar mengajar yang dilakukan secara online. Ulangan harian, ujian tengah semester, hingga ujian akhir semester pun semuanya dilakukan secara online. Bagaimanapun juga, ujian tetap harus dilakukan, meski dalam kondisi sedang tidak bisa bertatap muka. Karena, bagaimanapun juga dengan ujian lah guru dapat mengevaluasi sejauh mana siswa mampu memahami bahan ajar yang diberikan.

Sayangnya, tidak semua guru betul-betul paham cara kerja aplikasi pembuat soal online yang digunakan. Waktu transisi yang serba cepat memang tidak ideal untuk mengubah kebiasaan. Apalagi, jika kebiasaan tersebut sudah dilakoni selama bertahun-tahun, bahkan puluhan tahun. Singkatnya waktu untuk beradaptasi membuat sebagian guru kesulitan membuat soal ujian secara online. Soal yang dibuat pun terkadang hanya berupa tulisan, karena guru tak bisa memasukkan gambar pada soal yang dibuat. Belum lagi masalah-masalah teknis seperti salah ketik, atau salah tanda baca. Tak jarang siswa kebingungan saat harus mengerjakan soal yang tidak dibuat dengan baik.

Sementara di sisi lain, siswa mengerjakan soal dengan pengawasan yang rendah. Karena ujian dilakukan secara online, siswa pun mengerjakan soal di kediaman masing-masing. Dengan berbagai alasan seperti materi yang kurang jelas, atau soal kurang jelas, sebagian siswa melakukan berbagai modus kecurangan. Ada yang bekerja sendiri dengan menggunakan mesin pencari. Ada juga yang bekerja sama dengan rekannya menggunakan aplikasi berbalas pesan dan semacamnya. Atau terkadang siswa bertanya pada orang tua atau anggota keluarga lainnya. Orang tua pun membiarkan, karena diliputi rasa khawatir anaknya mendapat nilai jelek dan sulit untuk diterima di sekolah negeri atau sekolah unggulan.

Singkat kata, ujian dengan sistem online menjadi tidak valid sebagai bahan evaluasi. Ujian tidak sepenuhnya menggambarkan pemahaman peserta didik. Pihak sekolah pun seolah tak mau ambil pusing dan tidak mengambil tindakan tegas. Padahal, abainya pihak sekolah terhadap kecurangan-kecurangan pada sistem ujian online ini, bisa berakibat pada turunnya kualitas lulusan yang dihasilkan.

    Perlu diakui, membuat soal untuk ujian online memang tidak mudah bagi semua orang. Bukan hanya bobot soalnya harus tepat, secara teknis pun soal harus digarap dengan serius. Hal ini perlu dilakukan untuk mencapai tujuan pelaksanaan ujian, sebagai sarana evaluasi kegiatan belajar dan mengajar. Evaluasi tak hanya dari sisi peserta didik, tetapi juga dari sisi guru sebagai pengajar. Tiap sekolah bisa jadi punya standar berbeda. Walaupun pada akhirnya, nilai rapor yang merupakan hasil ujian tetap jadi standar seleksi PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) di jenjang pendidikan selanjutnya. Nilai rapor SMA (Sekolah Menengah Atas) pun masih jadi standar seleksi penerimaan mahasiswa baru, yang menempuh jalur undangan. Artinya, ujian masih memegang peranan penting baik dalam menentukan kualitas sekolah, kualitas pendidik, dan juga peserta didiknya.

Oleh karena itu, saat ini guru-guru di Indonesia memerlukan alat bantu untuk membuat soal ujian secara online seperti yang disediakan oleh Edubox 4.0. Dengan metode yang digunakan oleh Edubox 4.0, guru dapat membuat soal yang berbasis aplikasi yang bisa diakses secara gratis oleh peserta didik. Edubox 4.0 diharapkan dapat menunjang kinerja guru yang selama ini kesulitan dalam membuat soal dengan sistem ujian online. Karena, guru dapat membuat soal langsung di laman aplikasi Edubox 4.0 atau dengan cara memindahkan soal dari Microsoft Word.   Selain untuk mempermudah kinerja guru dalam membuat soal ujian yang berbasis online, Edubox 4.0 juga didesain untuk mencegah kecurangan-kecurangan yang mungkin dilakukan oleh siswa. Karena, ketika siswa sedang membuka aplikasi Edubox 4.0, smartphone yang digunakan untuk membuka aplikasi lainnya. Fitur tersebut bisa dimanfaatkan guru untuk mempermudah pengawasan terhadap siswa. Sehingga, hasil ujian siswa dapat dijakdikan tolok ukur keberhasilan penyampaian materi. Selain itu, dengan tampilan yang ringkas dan jelas, siswa pun tak perlu khawatir kuota akan terpakai terlalu banyak. Mengerjakan soal ujian pun menjadi lebih mudah. Mudah bagi guru, mudah juga bagi siswa.

Macam-Macam Aplikasi Ujian Online

Ada banyak aplikasi digital untuk melaksanakan ujian secara online. Kami merangkum sedikit di antaranya dalam artikel ini.

Pandemi membuat kita akrab dengan pembelajaran jarak jauh. Kita jadi mengenal aneka aplikasi belajar daring. Bahkan, ujian pun kini banyak yang berlangsung melalui internet. Nah, aplikasi ujian online yang sudah kau kenal? Berikut ini di antaranya.

Edubox

Edubox ini awalnya adalah perangkat keras sekaligus perangkat lunak untuk ujian daring. Jadi, pake mekanisme jaringan sendiri di perangkat keras tersebut. Namun, sekarang ini, ia bertransformasi menjadi aplikasi ujian online yang disimpan di cloud. Makanya, cocok banget untuk pembelajaran jarak jauh. Silakan kunjungi edubox.pinisi.io untuk tahu lebih lanjut.

Google Form

Sebagaimana Namanya ini adalah aplikasi formulir dari Google. Selain menjawab soal, juga bisa digunakan untuk mengoleksi data, mengadakan survei, dan lain-lain. Kelebihan dari Google Form ini untuk pembelajaran daring adalah karena ia bisa langsung terhubung dengan Google Classroom. Google Form ini gratis dan bisa untuk membuat soal berbentuk pilihan ganda juga esai panjang dan pendek. Untuk mengaksesnya, kita bisa membuka https://docs.google.com/forms/ dan menggunakan login Gmail.

Baca juga: Edubox sebagai Alternatif GForm.

Testmoz

Aplikasi ini memiliki desain antarmuka yang simpel sehingga mudah digunakan. Versi gratisnya bisa digunakan untuk 50 siswa sekaligus. Itu artinya, cukup untuk mengakomodasi siswa satu kelas. Bandwidth-nya juga rendah dan bisa digunakan untuk desktop maupun mobile.

Dengan Testmoz, kita bisa membuat soal pilihan ganda, benar/salah, mencocokkan jawaban, dan  esai. Bisa juga untuk mengunggah gambar, video, dan berkas lain. Selain itu, juga bisa digunakan untuk survei serta memiliki bank soal yang lengkap. Untuk mencoba, silakan mengunjungi https://testmoz.com/build

Quizizz

Quizizz menawarkan fitur yang sangat menarik. Tampilan yang lebih berwarna dengan animasi-animasi seru yang tidak membosankan. Kita juga bisa menambahkan latar musik saat ujian agar suasana terasa lebih asyik. Quizizz juga menyediakan bank soal yang diambil dari pengguna lain, jadi tinggal mencari materi yang sesuai saja. Ada juga fitur tes daring yang bisa dilakukan secara realtime. Bisa dipilih apakah langsung ditutup atau memberi tenggang waktu untuk mengerjakan. Untuk mengaksesnya, silahkan kunjungi di https://quizizz.com/.

ProProfs

Fitur yang menarik dari ProProfs ini berupa sertifikat yang memuat skor setiap siswa usai mengerjakan soal ujian daring. Versi gratisnya hanya bisa digunakan untuk 10 siswa. Selebihnya, perlu mengambil versi berbayar. Silakan kunjungi https://www.proprofs.com/quiz-school/ untuk mengenal lebih banyak.

QuizStar

Aplikasi ini dijalankan melalui website dengan beberapa fitur bermanfaat, seperti: pembuatan soal, administrasi siswa, penilaian otomatis, dan fitur soal dalam bentuk multimedia. Agar lebih paham seperti apa, aplikasi gratis ini bisa dikunjungi di http://quizstar.4teachers.org/.

Quia Web

Quia Web menyediakan kelas gratis untuk ujian daring selama 30 hari. Tersedia fitur 16 tipe aktivitas pembelajaran dan 10 jenis tipe kuis yang bisa dipilih. Ada juga fitur kalender. Mengunggah gambar, video, dan juga klip suara sesuai kebutuhan ujian. Untuk mencobanya, langsung saja kunjungi https://www.quia.com/web.

ThatQuiz

ThatQuiz memiliki bank soal yang bisa langsung digunakan. Materi soal terbatas pada pelajaran Matematika (integer, pecahan, konsep, dan geometri), kosakata bahasa (bahasa Inggris, Spanyol, Prancis, dan Jerman), Geografi (Amerika, Afrika, Eropa, dan Asia) dan Ilmu Sains. Ada dua tipe soal yang bisa dikerjakan yaitu pilihan ganda dan esai.

Aplikasi ini memiliki fitur untuk membuat grup untuk siswa, presensi, latihan soal, dan rekap nilai secara otomatis. Guru pasti sangat terbantu dalam membuat e-raport serta dapat digunakan untuk memonitor guru maupun siswa. Bagi dinas dan pengawas, aplikasi ini juga menyediakan dashboard khusus yang bisa digunakan untuk memonitor sekolah dan terdapat untuk dinas.

Soal Ujian Sekolah

Ini adalah salah satu aplikasi lain buatan anak negeri. Bisa digunakan untuk jenjang SD, SMP, dan SMU. Tampilan antarmuka yang simpel dengan warna tidak mencolok. Terdapat fitur bank soal dan kunci jawaban sehingga kita bisa mencocokkan. Selain soal ujian sekolah, di sini juga ada berbagai kumpulan soal, baik soal tematik maupun harian.

Zoho Challenge

Zoho Challenge menyediakan fitur untuk membuat soal tes daring lebih menantang dan seru. Selain tipe pertanyaan yang lebih lengkap, aplikasi ujian daring ini juga bisa diisi dengan konten multimedia, baik berupa gambar, suara, dan video. Pertanyaan juga bisa diimpor dari berkas soal-soal. Selain itu, aplikasi ini juga menyediakan fasilitas untuk membuat bank soal.

QuizEgg

QuizEgg menggabungkan antara kecanggihan teknologi dan kesederhanaan. Aplikasi ujian daring ini membuat para guru lebih mudah dalam membuat soal tes daring. Selain itu, laporan dari hasil pengerjaan soal juga disajikan secara lengkap dan detail. Ternyata, banyak juga ya, aplikasi ujian daring yang bisa kita gunakan untuk mendukung pembelajaran. Kita bisa memilihnya sesuai kebutuhan dan kenyamanan. Dengan keberadaan aplikasi-aplikasi ini, semoga kegiatan belajar-mengajar bisa tetap berjalan lancar dan menyenangkan.