Bagi pelajar, ujian terkadang jadi hal yang sangat menakutkan. Mental yang tidak siap, tekanan dari orang-orang sekitar, dan terbukanya kesempatan jadi alasan untuk berbuat kecurangan. Terlebih di saat semua ujian di sekolah harus dilakukan secara online tanpa pengawasan yang ketat. Pelajar yang sudah mempersiapkan diri tentu tak ada masalah bagaimanapun cara ujiannya. Namun, lain halnya dengan mereka yang tidak siap untuk menghadapi ujian dengan berbagai alasan.
Kecurangan dalam Ujian Online
Salah satu pembenaran yang dipakai siswa untuk berbuat curang adalah pelajar tak mengerti materi yang disampaikan gurunya secara online. Sementara, tak ada kesempatan bagi pelajar tersebut untuk mendapatkan pelajaran tambahan. Baik karena kendala dari segi biaya maupun keterbatasan untuk bertatap muka. Selain itu, bagi pelajar yang terbiasa belajar berkelompok pun akan kesulitan karena terbatasnya kesempatan untuk bersama-sama. Setidaknya di awal-awal masa pandemi, saat kondisi masih serba tak menentu dan masyarakat dilanda kepanikan.
Keleluasaan untuk menggunakan gadget pun tak disia-siakan oleh pelajar yang berniat curang karena terbukanya kesempatan. Lemahnya pengawasan dari pengajar semakin meningkatkan motivasi untuk berbuat curang. Kecurangan dapat dilakukan dengan berbagai cara. Cara yang paling praktis tentu saja dengan menggunakan mesin pencari (search engine) yang diakses melalui browser. Khusus untuk soal matematika, kini sudah tersedia juga berbagai aplikasi dan software yang sedianya dibuat sebagai alat untuk belajar.
Di sisi lain, sebagian guru sudah menurunkan bobot soal yang diberikan. Hal tersebut dilakukan untuk menjaga supaya nilai ujian anak didiknya tak terlampau rendah. Tak hanya itu, soal dengan tingkat kesulitan yang relatif rendah diberikan sebagai kompensasi terhadap sulitnya guru menerangkan materi pada siswa. Meski berpotensi dapat menurunkan kualitas peserta didik yang dihasilkan, cara tersebut dipandang tetap perlu dilakukan. Pasalnya, jika nilai ujian siswa terlalu rendah maka guru yang akan menjadi sorotan. Kualitas guru pun akan dipertanyakan. Di sinilah posisi guru menjadi dilematis. Meski demikian, kemudahan yang diberikan tetap saja tak membuat setiap siswa siap menghadapi ujian.
Apapun alasannya, tetap saja mencontek atau melakukan kecurangan lain bukanlah perbuatan yang dapat dibenarkan. Dampaknya bisa dirasakan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Mencontek bisa membuat berkurangnya rasa bersalah saat berbuat curang. Tak hanya itu, adrenalin yang terpacu saat mencontek bisa menimbulkan sensasi ketagihan. Belum lagi rasa senang akibat mendapat nilai bagus, mendapat pujian, dan semacamnya.
Pinisi Edubox 4.0 Sebagai Solusi Ujian Online
Turunnya bobot soal dan berbagai modus kecurangan yang dilakukan pelajar membuat kredibilitas ujian online dipertanyakan. Meski demikian, ujian secara online saat ini sudah beranjak menjadi kebutuhan primer dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu, yang perlu dilakukan adalah membenahi penyelenggaraan ujian online. Karena, bagaimanapun juga baik pelajar maupun pengajar bisa sama-sama diuntungkan dengan sistem ujian secara online.
Bagi pelajar, sistem ujian online dapat memudahkan pengerjaan soal. Selain itu, jika sistem koreksi dilakukan secara real time, pelajar dapat segera mengetahui kesalahan pada jawabannya dan bisa menggunakannya sebagai bahan untuk evaluasi. Dengan demikian, pelajar dapat mempersiapkan ujian berikutnya dengan lebih baik.
Sementara itu, ujian online tentu memudahkan pengajar sejak fase persiapan, koreksi, hingga distribusi nilai. Sebelum ujian, pengajar tentu perlu menyiapkan soal-soal yang akan diujikan. Pada umumnya, soal yang diberikan merupakan soal essay atau pilihan ganda.
Untuk mencegah kecurangan dalam ujian, pengajar bisa saja menyiapkan beberapa set soal. Namun, hal tersebut jarang dilakukan karena keterbatasan waktu persiapan. Tak hanya itu, untuk mengoreksi soal yang terdiri dari beberapa set juga menguras energi dan daya konsentrasi. Tak heran jika banyak pengajar memilih untuk tidak menggunakan metode tersebut. Namun, jika pengajar memanfaatkan Pinisi Edubox 4.0, persiapan ujian menjadi lebih mudah. Pasalnya, sudah ada ribuan soal yang tersedia untuk setiap bab. Tentu saja soal-soal yang terdapat dalam Pinisi Edubox 4.0 sudah dilengkapi kunci jawaban. Adanya fitur tersebut tentu memudahkan pengajar dalam mempersiapkan ujian bagi peserta didiknya.
Pada saat ujian online berlangsung, setiap pelajar mendapatkan soal yang acak dengan bobot soal yang setara. Acaknya soal yang diberikan pada pelajar mempersempit ruang gerak pelajar untuk bekerjasama dalam ujian online. Akibatnya, pelajar harus bisa mengerjakan sendiri ujian online, tanpa bantuan orang lain. Selain itu, pelajar juga tak bisa membuka aplikasi lain saat ujian berlangsung. Pasalnya, saat pelajar membuka aplikasi lain saat ujian berlangsung, aplikasi Pinisi Edubox 4.0 akan terkunci. Untuk membuka kembali akses ujian online, pelajar memerlukan kode akses dari pengajar atau pengawas ujian. Semakin minimnya peluang berbuat curang membuat kredibilitas ujian online tetap terjaga. Di akhir ujian, peserta ujian online dengan aplikasi Pinisi Edubox 4.0 dapat langsung mengetahui hasil akhir yang mereka dapatkan. Bahkan, rekapitulasi nilai pun sudah berlangsung secara otomatis. Kemudahan tersebut dapat membantu pengajar untuk lebih fokus pada penyampaian materi. Pelajar pun tak lagi memiliki alasan untuk berbuat curang yang disebabkan oleh kurang jelasnya materi yang disampaikan pengajar.