Edubox Go

Edubox Go adalah aplikasi mobile (tersedia di Play Store dan App Store) yang bisa digunakan untuk PR, tugas, dan pembelajaran serba online.

Di tengah situasi pandemi covid-19 ini, banyak institusi pendidikan terpaksa melaksanakan proses kegiatan belajar-mengajar (KBM) dengan format baru. Yaitu, School From Home (SFH). Para guru juga dituntut untuk bekerja jarak jauh, yang disebut Work From Home (WFH).

Dalam situasi tersebut, penggunaan aplikasi digital terutama untuk gawai-gawai seperti smartphone dan tablet, sangat dibutuhkan untuk mendukung SFH dan WFH.

Penggunaan aplikasi mobile diambil untuk mengantisipasi adanya kemungkinan perpanjangan masa belajar di rumah.

Aplikasi Edubox Go digunakan untuk melakukan pembelajaran secara offline dan online dimana saja dan kapan saja.

  • Login dengan akun Edubox sekolah. Login dengan menggunakan akun edubox yang sudah ada di sekolah. Anda tidak perlu melakukan registrasi ulang untuk login di aplikasi mobile ini.
  • Sistem download soal yang lebih praktis dan mudah. Sistem unduh soal yang lebih praktis dan efisien. Memungkinkan anda untuk menghemat kuota semaksimal mungkin.
  • Video Pembelajaran. Terdapat Video pembelajaran yang bisa diakses secara online dan offline.
  • Try Out. Try Out untuk melatih kemampuan siswa.
  • Tampilan antarmuka yang lebih baik. Tampilan antarmuka yang sudah diperbarui dari aplikasi Edubox sebelumnya.

Manfaat bagi guru:

  • Simpel dan mudah melakukan penilaian Ulangan Harian, PTS, PAS, Ujian Sekolah dan Try Out
  • Penilaian Tengah Semester (PTS)
  • Penilaian Akhir Semester (PAS)
  • Mudah dan cepat menyiapkan Rekap Nilai

Manfaat bagi siswa:

  • Mengerjakan Ujian di mana saja dengan Edubox Go
  • Terbiasa melakukan ujian berbasis komputer
  • Mengasah kemampuan untuk UNBK

Manfaat Bagi Sekolah

  • Tidak perlu pengaturan dan sinkronisasi server yang rumit
  • Menghemat penggunaan kertas
  • Ujian bisa dilaksanakan di sekolah terpencil atau tidak terjangkau internet

Mengapa harus android?

Tingkat kepemilikan siswa terhadap perangkat (gadget) dengan sistem operasi (operation system, OS) android jauh lebih tinggi daripada laptop. Smartphone android bahkan tersedia pada harga yang relatif terjangkau dengan kualitas yang bisa diandalkan. Berbeda dengan kompetitornya, yaitu iOS dari perusahaan Apple yang perangkat-perangkatnya berharga mahal. Dengan menggunakan perangkat dan aplikasi berbasis android, sekolah maupun para guru relatif tidak menemui hambatan tatkala meminta para siswa untuk membawa perangkat yang bisa digunakan untuk ujian berbasis android. Berbeda dengan laptop yang tidak semua keluarga memilikinya. Apabila sekolah menugaskan masing-masing siswa untuk membawa laptop, tentu tidak akan mudah. Malah sebaliknya, membebani siswa dan keluarganya.

Android juga mudah digunakan. Seiring dengan perkembangan wawasan (insight) para developer dalam merancang mobile app yang “mengerti” kebutuhan para pengguna (user). Pengalaman pengguna (user experience, UX) adalah prioritas pengembang. Dalam proses pengembangan mobile app, user tidak perlu lagi membaca petunjuk manual (manual guidance) yang biasanya berisi cara-cara bagaimana menggunakan suatu aplikasi. Berkat wawasan pengembangan UX, user akan mendapati betapa mudahnya menggunakan mobile app yang memang khusus dirancang untuknya.

Pranala berita:

Kelompok Kerja Madrasah Ibtidaiyah (KKMI) Lumajang siap gelar Penilaian Akhir Tahun (PAT) secara online.

Tugas Staff Admin IT di Sekolah

Ada tiga bidang yang harus dikuasai oleh staff admin IT di sekolah. Yaitu software, hardware, dan network.

Software berarti perangkat lunak yang biasa diinstal di hampir semua komputer di sekolah. Termasuk komputer-komputer di lab komputer atau lab UNBK (Ujian Nasional Berbasis Komputer). Paling utama adalah Microsoft Office atau sejenisnya. Misalnya ada Open Office dari Linux yang sifatnya opensource (terbuka untuk dikembangkan dan didistribusikan oleh siapa saja).

Sedangkan hardware, adalah perangkat-perangkat keras yang di antaranya meliputi CPU (Central Processing Unit, alias otaknya si komputer), monitor dan keyboard. Untuk keperluan sekolah, tidak diperlukan komputer yang canggih-canggih amat. Untuk Lab UNBK saja, cukup komputer dengan teknologi dual-core.

Satu lagi adalah jaringan (network). Yaitu jejaring yang menghubungkan antar komputer di sekolah. Lab UNBK maupun lab komputer biasa, butuh untuk terhubung satu sama lain dengan sebuah komputer server berperan sebagai sentral/pusat/induk dari komputer-komputer yang lain. Setidaknya, mendistribusikan data atau file menjadi lebih mudah karena cukup satu kali melalui komputer server tersebut. Tidak perlu satu demi satu melalui flash disc atau semacamnya. Bahkan di era serba Google ini, pengiriman file dapat dilakukan melalui email.

Peran sebagai troubleshooter

Ada kalanya software di komputer-komputer lab komputer kurang berfungsi dengan baik. Staf admin IT di sekolah dapat berperan sebagai lapisan pertama dalam menangani masalah (trouble shooting) tersebut. Misalnya sekedar instal ulang, me-recovery file yang hilang, dan sebagainya.

Di saat yang lain, hardware komputer ada yang tidak berfungsi dengan baik. Sehingga perlu ditukar dengan perangkat yang lain. Misalnya, keyboard yang rusak harus diganti dengan keyboard cadangan. Nah, selain melakukan penukaran tersebut, staff admin IT perlu mempersiapkan cadangan perangkat juga. Dengan cara melakukan pengajuan pengadaan perangkat komputer (CPU, monitor, keyboard) kepada kepala sekolah atau fungsi lain yang melaksanakan pengadaan barang dan jasa di sekolah.

Terkait jaringan komputer di lab komputer. Jaringan tidak selalu mulus menghubungkan satu komputer dengan komputer yang lain. Untuk masalah jaringan yang cukup berat, perlu mengundang vendor untuk melakukan troubleshooting. Namun, tatkala terjadi problem ringan staff admin IT perlu mengetahui troubleshooting ringan apa saja yang bisa dilakukan. Misalnya ketika jaringan internet sedang down (turun kecepatan dan kapasitasnya), apa saja yang bisa dilakukan oleh staff admin IT. Misalnya ketika loading sedang lambat, apa solusi yang mungkin disediakan oleh staff admin IT.

Jaringan di lab komputer maupun lab UNBK pada dasarnya bersifat intranet. Jadi tidak terhubung dengan dunia luar (baca: internet). Ini akan menyulitkan apabila menggunakan suatu referensi langsung dari internet untuk didistribusikan ke 30-40 komputer sekaligus di lab komputer / lab UNBK.

Untuk mengatasi hal ini, sudah ada aplikasi dan hardware bernama Pinisi Edubox. Aplikasinya akan membantu pelaksanaan pengajaran maupun ujian. Staff admin IT dapat mengajarkan kepada guru bagaimana cara membuat soal di aplikasi Pinisi. Termasuk juga cara menyimpan dan menggunakan konten pembelajaran yang disimpan di dalam perangkat Pinisi. Hardware Pinisi (baik Smart Router, maupun Mini Server) dapat membantu guru dalam melaksanakan pengajaran maupun ujian.

Bahkan untuk lab UNBK, Mini Server dapat difungsikan bersama dengan komputer server. Sehingga distribusi materi pengajaran atau soal ujian dapat dilakukan dengan mudah. Tanpa mengalami server down atau tidak bisa ter-connect.

Demikian uraian mengenai tugas staff admin IT di sekolah. Semoga mencerahkan.



Related Post(s):